Mohon tunggu...
Shandy Rachman
Shandy Rachman Mohon Tunggu... -

hiduplah sesuai keinginan dengan batasan yang ada

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kami juga Hidup, Tabung dan Lestarikan Kami

13 Mei 2013   18:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:38 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13684441501707358263

Aku adalah sebuah pohon rindang yang tumbuh bersama teman-temanku. Awalnya kami sangat bersahabat dan senang hidup bersama manusia. Mereka sering memanjat dan duduk di atas dahan kuat kami, memandangi langit dari kejauhan menikmati indahnya sisi lain di kehidupan ini. Sesekali mengambil apa yang kami hasilkan dari tubuh kami ini dan itu membuat kami senang.

Jaman mulai berubah dan manusia telah berganti generasi. Aku mulai merasa aneh dengan generasi manusia saat ini, mereka mulai berubah menjadi makhluk tamak dan serakah. Mengambil apa yang kami hasilkan itu tidak masalah, tapi manusia kini mulai mengambil tubuh yang merupakan wadah kami untuk hidup. Satu per satu temanku diambil tubuhnya dengan semacam benda bersuara bising yang selalu bersiap untuk memotong tubuh kami, entah apa nama benda itu. Apa salah kami?, entahlah aku merasa semakin bingung.

Jeritanku dan teman-temanku seakan tidak dihiraukan oleh manusia. Mereka memang tidak bisa mendengar jeritan kami, tapi tidak adakah rasa kasihan ketika memotong tubuh kami sebagai sesama makhluk hidup. Tidak kah mereka menganggap kami ini juga makhluk hidup yang harus dihargai. Kami juga bernyawa, kami tumbuh, kami bernafas bahkan kami juga bergerak.

Kini tinggal menunggu waktu giliranku untuk ditebang hingga tumbang. Tak lagi kulihat pohon-pohon yang masih tegak berdiri sepertiku. Untungnya masih ada tanah, air dan langit yang setia menjadi temanku dan membantuku agar manusia berhenti menumbangkan kami. Tanah turun untuk memunculkan longsor, air datang untuk  mendatangkan banjir, dan langit memanaskan bumi agar kehidupan manusia tak lagi nyaman.

Tapi, sepertinya semua usaha temanku itu hanya berefek kecil. Mereka juga tak kunjung jera dan tak bosan-bosannya menumbangkan kami. Mungkin hanya Tuhan yang bisa menyadarkan manusia. Seharusnya mereka tahu bahwa mereka juga membutuhkan kami untuk hidup, tapi bukan untuk ditebang.

Untunglah manusia tamak seperti itu hanya ada segelintir diantara banyak manusia yang masih peduli dengan kami. Mereka sadar bahwa kami memiliki peranan penting untuk bumi temap hidup mereka. Manusia baik seperti mereka tidak menebang kami, bahkan mereka turut merawat dan menanam kami agar jumlah kami tetap terjaga. Kini aku mulai dapat bernafas lega dan bisa tumbuh dengan rindangnya menghiasi bumi tempat tinggal manusia ini. Tabunglah kami untuk kehidupan kalian di masa yang akan datang wahai manusia-manusia yang peduli. Go greenn :)

Sumber gambar: http://cl.jroo.me/z3/4/I/W/d/a.aaa-tree-handshake.jpg

Terima kasih telah membaca tulisan saya ini, mohon maaf jika kurang menarik. Maklum saya juga masih belajar, semoga bermanfaat :)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun