Malang-Sampah merupakan salah satu masalah serius yang perlu segera ditangani di setiap daerah. Sampah tersebut datang melalui kegiatan manusia atau alam, sampah memiliki dua jenis yaitu, sampah yang dapat terurai dan sampah tidak dapat terurai. Sampah yang tidak dapat terurai tersebut biasanya langsung dibuang atau dibiarkan saja tanpa pengolahan. Pembuangan inilah yang nantinya dapat menjadi pencemaran lingkungan apabila dibiarkan menumpuk terus menerus tanpa pengelolahan yang baik dan benar.
Di Malang sendiri terdapat beberapa TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang tutup dikarenakan penumpukan sampah yang melebihin kapasitas maksimum TPA. Dari masalah tersebut muncul lah ide-ide kreatif dari lima orang kader lingkungan Kota Malang untuk membentuk koperasi Bank Sampah Malang (BSM). Tujuan dari pembentukan BSM ini adalah untuk membantu Pemerintah kota Malang khususnya dalam pengurangan atau pengelolahan sampah anorganik sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat Kota Malang.
Sampah-sampah yang berada di Bank Sampah Malang didapatkan dari hasil setor sampah rumah tangga masyarakat Malang, dari hasil setor sampah tersebut, masyarakat mendapatkan keuntungan berupa uang yang dapat ditabung melalui tabungan yang sudah disediakan oleh BSM dan dapat diambil kapanpun pada saat masyarakat membutuhkannya. Untuk dapat menyetor sampah di BSM, masyarakat perlu mendaftar sebagai member BSM. Sampai saat ini, terdapat 848 member aktif BSM yang terus melakukan transaksi sampah di Bank Sampah Malang.
Bukan hanya berperan sebagai pengepul, BSM juga membina masyarakat Malang agar dapat mengolah sampah menjadi kerajinan daur ulang yang memiliki nilai jual tinggi. Pembinaan atau pelatihan ini dilakukan oleh BSM melalui sosialisasi kelompok masyarakat juga sosialisasi pada setiap member BSM. Produk kerajinan daur ulang tersebut biasa diproduksi oleh ibu-ibu rumah tangga dengan dibina langsung oleh petugas BSM.Issa selaku admin Bank Sampah Malang mengatakan, “Bukan hanya petugas resmi BSM yang melakukan pelatihan kerajinan daur ulang di masyarakat, namun kader lingkungan Malang juga turut berperan aktif dalam pembinaan serta pelatihan masyarakat tersebut .”
Terdapat berbagai macam kerajinan daur ulang yang dibuat, seperti tas, taplak meja, vas bunga, aksesoris dan berbagai macam kerajinan daur ulang lainnya.Barang-barang tersebut kemudian dipasarkan kepada para konsumen melalui event-event lingkungan, distribusi dari setiap member dan juga display langsung di kantor Bank Sampah Malang.Kerajinan daur ulang ini merupakan salah satu bentuk usaha BSM untuk mengelola sampah anorganik sekaligus dapat meningkatkan ekonomi masyarakat melalui hasil penjualan produk kerajinan daur ulang tersebut.
Namun terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya yakni, target pasar yang kurang menentu lantaran banyak orang lebih memilih produk yang memiliki harga lebih murah dan desain yang lebih simpel , dan hal tersebut berbanding terbalik dengan produk kerajinan daur ulang yang kebanyakan memiliki harga lebih tinggi dan motif lebih ramai dibandingkan produk lainnya sehingga kerajinan ini memiliki target market para pemerhati lingkungan, “Kerajinan olahan sampah cukup menjanjikan apabila di pasarkan pada event-event lingkungan namun untuk Masyarakat umum sepertinya belum terlalu tertarik dengan produk kita ini,” ujar Issa selaku admin Bank Sampah Malang
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Sampah dapat dimanfaatkan kehadirannya jika dikelola dengan baik dan benar. Kerajinan daur ulang sampah ini juga merupakan bidang yang memiliki potensi besar untuk menciptakan nilai ekonomi dengan menjaga lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Kerajinan daur ulang merupakan salah satu bidang kewirausahaan yang cukup menjanjikan apabila memiliki segmen pasar yang tepat. Kewirausahaan dalam daur ulang membantu dalam mengurangi pencemaran lingkungan, mengurangi penggunaan sumber daya alam, dan mengurangi pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir. Hal tersebut dapat mendukung tujuan keberlanjutan.
