Mohon tunggu...
Shopyan Imaduddin
Shopyan Imaduddin Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Extreme climbing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merawat Generasi Bangsa Melalui Ibu yang Cerdas

16 Desember 2023   17:40 Diperbarui: 16 Desember 2023   17:51 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Shopyan Imaduddin

''. . . maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir." Ini adalah penggalan ayat dalam alqur'an surat Al-A'raf  ayat 176 yang memberi penafsiran bahwa cerita akan berdampak pada perkembangan pola pikir. Begitu juga dengan sastra anak akan memberi kontribusi pada perkembangan nilai personal yaitu: perkembangan emosional, perkembangan intelektual, perkembangan imajinasi, pertumbuhan rasa sosial, dan pertumbuhan rasa etis dan religious.

kontribusi pertama dari sastra anak adalah perkembangan emosional anak. Melalui cerita, anak akan memperoleh gambaran kehidupan para tokoh cerita. tokoh-tokoh cerita akan menunjukkan ekspresi gembira, sedih, takut, simpati, empati, benci, kecewa, memaafkan dan lain-lain dalam bentuk verbal atau nonverbal sesuai alur cerita. tokoh protagonis menampilkan perilaku baik dan mendapatkan perlakuan baik dari lingkungannya sedangkan tokoh antagonis menampilkan perilaku kurang baik dan akan mendapatkan hal yang sama dari lingkungannya. Anak yang mendengar atau membaca cerita tersebut akan mengidentifikasi dirinya pada tokoh-tokoh dalam cerita, sehingga perilaku para tokoh akan ditiru oleh anak. Dengan demikian anak yang mendengar atau membaca buku-buku cerita akan belajar bersikap dan berperilaku secara benar.

Kontribusi kedua adalah perkembangan intelektual. Sekitar tahun 1980 ada penelitian di amerika yang menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan pembelajaran seni memdapatkan kemampuan yang tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan alam, matematikan, dan Bahasa. Melalui alur cerita anak akan belajar memahami hubungan antar peristiwa satu dengan peristiwa lainnya. Alur yang muncul biasanya adalah hubungan sebab akibat, peristiwa tertentu yang dialami oleh tokoh akan berakibat atau menjadi sebab peristiwa lain yang dialami oleh tokoh. Alur cerita kadang juga membuat anak bertanya, alasan Tindakan si tokoh, atau menyesalkan Tindakan si tokoh. Jadi saat membaca atau mendengarkan cerita, aspek intelektual anak ikut berperan aktif untuk memahami dan mengkritisi cerita.

Perkembangan imajinasi menjadi kontribusi nilai personal yang ketiga. Saat mendengar atau membaca cerita seperti cerita cinderell atau harry potter anak solah diajak berpetualang meninggalkan bumi. Imajinasi anak mengembara mengikuti gambaran tokoh, setting cerita, dan berbagai peristiwa dalam alun cerita. saat cerita selesai anak akan kembali ke dunia nyata dengan membawa pengalaman imajinasi yang baru didapatkan dari cerita. kemampuan imajnasi anak yang membaca buku-buku cerita jauh melesat dibanding anak yang tidak mengenal cerita. karya-karya besar lahir dari imajinasi, teknologi besar tercipta berawal dari imajinasi besar. Imajinasi yang dimaksud adalah berfikir kreatif. Oleh sebab itu, daya imajinasi anak perlu dibangun sejak dini melalui sastra anak agar berkembang secara maksimal.

Kontribusi sastra anak berikutnya adalah pertumbuhan rasa sosial. Di dalam cerita menampilkan kehidupan tokoh yang selalu berinteraksi dengan sesama tokoh lain dan lingkungannya. Alur cerita banyak menyajikan Kerjasama antar tokoh untuk menyelesaikan masalah, saling membantu, atau sekadar bermain Bersama serta malakukan aktivitas keseharian bersama. Lewat cerita, anak akan memahami hidup bermasyarakat bahwa ada orang lain di luar dirinya, dan manusia itu punya sifat saling membutuhkan. Bacaan sastra yang menyajikan interaksi sosial dengan baik akan menjadi contoh bagi anak dalam berperilaku sosial sesuai norma sosial yang berlaku.

Kontribusi yang kelima yaitu pertumbuhan rasa etis dan religious. Rasa etis dan religious berhubungan dengan moralitas anak. Nilai moralitas ini muncul pada karakter dan tingkah laku para tokoh cerita. anak akan menilai sikap dan perilaku yang mampu diterima oleh masyarakat dan mendapat pujian. Secara tidak langsung anak akan meniru sikap dan perilaku tersebut.

Jadi, sastra anak mampu memberikan dampak positif bagi anak dilihat dari kontribusi pada nilai personal. Perilaku para tokoh cerita menjadi contoh bersikap dan berperilaku. Melalui cerita itu anak akan belajar mengelola ekspresi emosi yang tepat, menstimulus perkembangan kognitif, memicu berpikir kreatif melalui imajinasi, belajar berinteraksi dengan lingkunganya dengan tepat, dan belajar tentang nilai-nilai moralitas. Oleh karena itu cerita dapat dipandang sebagai salah satu cara terbaik penanaman nilai-nilai personal pada anak.

Baca juga: Bisikan Sunyi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun