Mohon tunggu...
Shopiah Syafaatunnisa
Shopiah Syafaatunnisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Minat dengan isu pendidikan dan agama

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Teknik Memuji Anak

27 Januari 2023   06:30 Diperbarui: 27 Januari 2023   07:03 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak sebagai yang paling rawan sekaligus yang paling membutuhkan pujian dalam masa perkembangannya.
Namun rupanya, kita jangan asal memuji pada anak. Sebab memuji ada tekniknya. Jangan sampai maksud kita memotivasi, malah menjadikan anak jumawa dan sombong.
Memuji itu boleh, apalagi jika dalam rangka memotivasi, tentu ilmu pendidikan pun sangat menyarankannya dan merupakan bagian dari metode mendidik. Itupun harus dilakukan dengan cara yang benar.
Dalam memuji dan mengapresiasi anak, harus sesuai dengan takarannya. Jangan sampai jatuh pada tahap keliru, yaitu pujian yang berlebihan.
Dilansir dari laman psikologi.unnes.ac.id, pujian berlebihan berpotensi menumbuhkan pribadi narsistik, ialah sering membanggakan diri sendiri dan merasa lebih superior dari orang lain.


Cara Tepat Memuji Anak
Dilansir dari beritasatu.com, mengutip perkataan Stephen Grosz (seorang psikolog dan pakar kesehatan mental) bahwa anak-anak tidak boleh diberikan pujian-pujian kosong.
Apa itu pujian kosong? Pujian yang hanya sekedar mengumbar pujian. Seperti kamu hebat, kamu pintar, selesai. Tentu pujian semacam ini tidak direkomendasikan.
Maka solusi yang tepat adalah memberikan pujian disertai alasan yang biasanya mengarah pada kerja keras anak.
Maka yang ditekankan di sini adalah kerja kerasnya, misalnya seperti: hasil kerjamu bagus, kamu pasti berusaha sangat keras. Pujian seperti inilah yang dapat meningkatkan motivasi anak.
Dalam ajaran Islam pun kita dilarang berlebih-lebihan memuji seseorang. Bukan dalam konteks terlarangnya memuji, tapi efek bahaya dari pujian yang berlebihan.
Jika dalam ilmu psikologi menumbuhkan pribadi yang narsistik, pun sama halnya dengan Islam, bahwa diantara bahaya dari pujian yang berlebihan adalah kesombongan dari seseorang yang dipuji. Selain itu, melebihkan pujian dari keadaan sebenarnya juga terlarang.
Dalam Islam, pujian pada dasarnya boleh, bahkan sangat dianjurkan bila sebuah pujian mengandung maslahat. Namun apabila pujian itu dilakukan dengan berlebihan, maka akan menjadi berbahaya.
Oleh karena itulah, hindari pujian yang berlebihan. Pastikan bahwa teknik memuji kita objektif dan beralasan, sehingga anak pun belajar memahami penyebab pujian itu sehingga muncul motivasi untuk berusaha lebih baik, dan bukan berpikiran bahwa mutlak karena dirinya yang hebat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun