Mohon tunggu...
Shomadu Nur Fadzillah
Shomadu Nur Fadzillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bentuk Kekerasan Berbasis Gender Secara Psikologis

15 Maret 2024   11:15 Diperbarui: 15 Maret 2024   11:28 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bentuk kekerasan berbasis gender secara psikologis contohnya adalah kasus bullying yang merupakan tindakan menindas seseorang dan dilakukan secara sengaja. Kasus bullying semakin ramai diperbincangkan di khalayak umum. Dari kasus tersebut banyak korban yang mengalami trauma, depresi bahkan sampai meninggal. Kasus bullying ini tidak memandang gender, bisa terjadi kepada semua pihak baik laki-laki ataupun perempuan, bahkan anak usia sekolah dasar mendapatkan perlakuan bullying dari temannya sendiri. 

Lalu mengapa sering terjadi kasus bullying atau perundungan bahkan terhadap sesama anak usia sekolah dasar. Penyebab dari kasus bullying ini pasti ada faktor yang mempengaruhinya seperti pelaku bullying merasa ingin diperhatikan, merasa sok jago, mempunyai rasa iri dan dendam dengan seseorang. Selain itu faktor dari keluarga juga sangat berpengaruh, seperti:

1. Kurangnya kasih sayang dari orang tua, yang dapat membuat anak merasa iri atau cemburu, sehingga ia akan mencari perhatian kepada orang lain, namun apabila tetap tidak diperhatikan maka dia akan melakukan hal-hal negatif seperti mengganggu temannya.

2. Pola asuh orang tua yang terlalu keras, hingga membuat anak semakin memberontak

3. Tinggal di lingkungan keluarga yang sering bertengkar dan sering melakukan kekerasan.

Contoh kasus bullying yang sering terjadi di kalangan anak sekolah dasar adalah sering mengolok-olok, mempermalukan temannya di depan umum, mengintimidasi teman perempuan atau laki-laki yang tidak bertindak sesuai perannya, mengganggu temannya yang sedang belajar seperti menendang mejanya, memukul, mencubit dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat menimbulkan kondisi psikologis korban terganggu dan akhirnya mengalami trauma, bahkan dapat menyebabkan prestasi belajar menurun. Padahal sebenarnya semua berhak mendapatkan rasa aman. Anak-anak pergi ke sekolah untuk mencari ilmu bukan malah mencari musuh. 

Maka dari itu, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mencegah tindakan bullying, diantaranya:

1. Guru harus menanamkan nilai-nilai moral yang baik kepada peserta didik, seperti dengan menerapkan pembiasaan-pembiasaan yakni mengucapkan kata minta tolong ketika membutuhkan bantuan, mengucapkan terimakasih ketika menerima sesuatu, dan meminta maaf ketika berbuat salah. 

2. Guru harus berlaku adil dan peduli terhadap semua peserta didik. Ketika terdapat indikasi intimidasi, maka guru harus segera bertindak dengan menegur dan mengajak komunikasi pelaku serta menenangkan korban.

3. Guru harus senantiasa menciptakan suasana kelas yang nyaman, tanpa ada tindakan bullying terhadap sesama teman.

Sehingga tindakan bullying yang termasuk kedalam kekerasan gender secara psikologis harus bisa dihindari dan dicegah sejak dini. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun