Mohon tunggu...
Sholihul Amin
Sholihul Amin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Menyukai novel dengan beragam fantasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melangkah Akhir

1 Januari 2023   18:53 Diperbarui: 1 Januari 2023   18:55 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Titip salam buat rumah
Tempat ternyaman untuk singgah
Berkeluh kesah dalam setiap gelisah
Menjadi tumpuan air mata ketika tumpah
Sehelai rambut kian menyusut
Di pojokan dinding buntut
Berasalan tanah ku berteduh
Menempuh harapan yang selalu tumbuh
Tak cukup ku berkata.
Dirimu telah menangis dipojokkan sana.
Tak kuasa menggapai kami, yang pamit pergi.
Siluwet bayangan pun menghilang.
Di pintu depan tempat kita berbincang bincang.
Hentakan kaki tak lagi kuat
Jantung berdetak kian cepat
Memompa kesedihan yang memuncak.
Dibarengi dengan senyuman kita melepaskan.
Kepergian dari sebuah pertemuan.
Aku yakin, ketika kepergian dengan senyuman.
Pasti akan indah untuk kita kenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun