Seperti ibadah shalat, puasa, zakat, dan haji, perintah kurban pun mengandung hikmah yang tidak sedikit. Muhammad Aniq mengatakan, berkurban merupakan salah satu syiar-syiar Allah. Ada empat yang berbicara tentang syiar-syiar Allah dalam Al-Qur’an. Tiga di antaranya dikaitkan dengan ibadah haji dan umroh. Satunya lagi dikaaitkan dengan kurban.
Yang berkaitan dengan ibadah haji dan umroh dijelaskan Al-Qur’an, “Sesungguhnya sofa dan marwah merupakan syiar-syiar Allah.” Dalam ayat yang kedua dijelaskan, “Hai orang-orang yang beriman, jangan sekali-kali kalian melanggar larangan-larangan Allah (syiar Allah.” Yang ketiga, “Demikianlah barang siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah itu bukti ketaqwaan dalam hatinya.”
“Syiar-syiar Allah, baik yang berbentuk ibadah haji, umroh, maupun kurban sesungguhnya ukuran ketaqwaan yang ada dalam hati kita,” katanya di hadapan jamaah Masjid Daaruttaqwa, Wisma Antara, Jakarta. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orang–orang yang bertaqwa.”
Dalam surat Al-Haj: 37, “Yang sampai pada Allah itu bukan darah dan dagingnya melainkan ketaqwaannya.” Ketaqwaan dari orang yang berkurban. Syiar Allah yang keempat dijelaskan dalam suart Al-Haj:36: “Dan unta-unta itu kami jadikan untukmu bagian dari syiar agama Allah.”
Ketika Allah mengaitkan syiar dengan kurban, di dalamnya terdapat kebaikan yang sangat banyak. Syiar-syiar Allah berupa penyembelihan hewan kurban harus didahulukan dan diutamakan di atas yang lainnya. “Kalau kita banyak punya keinginan dan bertepatan dengan syiar Allah, maka yang kita dahulukan adalah berkurban,” tegasnya.
Berkurban merupakan upaya menghidupkan sunnah Nabi Ibrahim. Di balik berkurban, terdapat banyak kebaikan. Banyak kebaikan cakupannya di dunia dan akhirat. Nabi mengungkpkan tentang hikmah berkurban, di dalamnya terdapat kebaikan yang begitu banyak, karena di setiap helai rambutnya kebaikan. Demikian pula setiap helai bulunya itu kebaikan.
Betapa banyak kebaikan yang Allah catat dari orang yang berkurban. Berkurban juga perbuatan yang paling disukai oleh Allah pada hari Idul Kurban. Nabi menjelaskan, “Sesungguhnya hewan yang dikurbankan itu akan didatangkan di hari kiamat, lengkap beserta tanduk, bulu, dan kukunya. Allah begitu cepat membalas kebaikan terhadap orang yang berkurban. Allah begitu cepat membalas kebaikan orang yang berkurban sebelum darah hewan yang dikurbankan jatuh ke tanah.”
Selain itu, berkurban juga salah satu cara meraih ampunan Allah . Ketika seseorang berkurban, hendaknya ikut menyaksiikan penyembelihannya. Rasulullah bersabda, “Wahai Fatimah, saksikan hewan kurbanmu.” Hadis ini menurut Aniq, menjadi dalil bahwa menyaksikan penyembelihan hewan kurban hukumnya sunnah, karena termasuk bagian dari menghidupakn syiar Allah.
Bagi yang tidak mampun berkurban, disunnahkan untuk membantu proses penyembelihan hewan kurban, mulai dari menyembelih, menyacah daging sampai mendistribusikannya. Bahkan menyaksikan saja proes penyembelihan itu termasuk yang dianjurkan oleh Nabi. Ini termasuk mengagungkan syiar Allah.
“Kebanyakan yang terjadi di antara kita, sudah tidak mampu berkurban, mereka masih tidak mau membantu penyelesaian penyembelihan kurban. Mendistribusikannya juga tidak ikut. Menyaksikan saja juga tidak bersedia. Dia hanya menunggu pembagian hewan kurban di rumah sambil nonton TV,” ujarnya prihatin.
Ia juga menguraikan hikmah berkurban yang berhubungan dengan dunia. Keberkahan yang akan diperoleh dari Allah dalam harta, diri, dan keluarga. Keberkahan artinya bertambahnya kebaikan. Bisa jadi dari sisi nominal hartanya berkurang karena sudah digunakan untuk berkurban, tapi makna keberkahan dari harta yangt ada tersebut, Allah memberikan kebaikan-kebaikan dengan menjadikan anak-anaknya sebagai anak yang sholeh dan sholihah, rumah tangganya dijadikan sebagai rumah tangga yang sakinah, mawadah, warohmah (kelurga yang harmonis). Seluruh anggota keluarganya diberikan sehat wal afiat.