Demikian pula dapat menyebabkan matinya sekeping hati apabila tidak ada penyesalan atas segala dosa dan maksiat yang dilakukan pada Allah.
Sesungguhnya seorang mukmin itu jika melakukan perbuatan dosa, laksana membuat satu titik hitam di hatinya. Jika dia bertaubat, meninggalkan perbuatan dosa tersebut dan beristighfar, maka kembali bersih, bercahaya hatinya. Tapi, jika dia terus berbuat dosa, maka akan terus bertambah titik hitamnya, bagaikan ‘penutup’ (penghalang) yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka kerjakan itu menutupi hati mereka” (Al Muthaffifin 83 : 14) (HR Ibnu Majah) Kitab Zuhud.
PERBUATANMAKSIAT MENJADI PENGHALANG REJEKI
Penghasilan seseorang bahkan bisa terhalang jika dia melakukan perbuatan maksiat. Dalam suatu Hadis disebutkan, “Sesungguhnya seseorang itu akan terhalang dari rejekinya lantaran perbuatan dosa yang dilakukannya,” (HR Ibnu Majah).
Yang lebih mengerikan, pelaku maksiat akan diberikan hukuman oleh Allah berupa dia akan dipimpin oleh seorang yang dhalim. “Demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang dzalim itu menjadi pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan. “ (Al- An’am 6 : 129).
Ibnu Mas’ud berkata, “Siapa yang menolong orang yang dzalim, maka Allah akan jadikan orang dzalim itu berkuasa atasnya.” (sumber : Tafsir Ibnu Katsir, QS Al An’am : 129).
Seorang penyair berkata, “Tak ada sebuah tangan (kekuasaan) kecuali ada tangan (kekuasaan) Allah di atasnya dan tak ada orang yang berbuat dzalim kecuali akan diuji oleh Allah dengan kedzaliman orang dzalim itu sendiri.”
LIMA HUKUMAN KARENA LIMA KESALAHAN
Dari Ibnu Abbas ra berkata, Rasulullah saw bersabda, “Lima (hukuman dan teguran) karena lima (kesalahan).” Para sahabat bertanya,
“Apakah lima karena lima itu wahai Rasulullah?”
Pertama, “Tidaklah satu kaum yang membatalkan janjinya (pada Allah) kecuali kaum itu akan dikuasai oleh musuhnya,” jawab Rasulullah.