Mohon tunggu...
Mohamad Sholihan
Mohamad Sholihan Mohon Tunggu... wartawan -

Marbot Masjid

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hijrah Seorang Diri

1 Oktober 2016   19:54 Diperbarui: 1 Oktober 2016   19:59 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ada apa, ya, Rasulullah?”

“Allah menurunkan satu ayat tentang dirimu, karena engkau telah melakukan pembelaan yang luar biasa dengan mengorbankan seluruh hartamu agar bisa hijrah. Engkau telah melakukan transaksi pada Allah.” Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Baqarah, ayat 207,” Di antara manusia ada yang menjual dirinya untuk mencari ridho Allah, dan Allah Maha Penyantuan terhadap hamba-Nya.”

Ayat ini menjadi kegembiraan yang luar biasa bagi Suheb, karena seluruh harta bendanya yang dia tingggalkan, mendapat karunia yang besar dari Allah. Sebab ia tidak merasa berat sama sekali mengorbankan seluruh hartanya demi bisa hijrah ke Madinah bertemu dengan Rasulullah.

DH Alyusni mengatakan, apa yang dilakukan oleh Suheb ini adalah semangat iman dengan ditandai partisipasi dan kontribusi yang sangat luar biasa dalam pembelaan terhadap Risalah Islam. Selain berpihak pada Rasul dengan berangkat hijrah, sementara shahabat yang lain sudah hijrah, dia benar-benar mengetahui resiko yang akan dihadapinya. Karena ia termasuk salah seorang shahabat yang tertinggal pergi hijrah. Tapi tekad yang sangat kuat itu menyebabkan ringan langkahnya berangkat ke Madinah. Apalagi tanpa bekal sediikit pun.

“Seringkali banyak kesempatan yang diberikan Allah pada kita untuk menyatakan dengan jelas keberpihakan terhadap Risalah Islam. Apakah kita termasuk yang berpihak pada Risalah Islam, sehingga kita memberikan kontribusi yang ada pada kita secara maksimal atau kita tidak punya keberpihakan sedikitpun terhadap Risalah Islam,” ujarnya di hadapan jamaah shalat Jum’at di Masjid Daarut-taqwa, Wisma Antara, Jakarta.

Mungkin di antara jamaah, ada yang termasuk golongan orang yang telah disebutkan oleh Syeh Syahrowi sebagai Mufarrithun wal muqosh-shirun, yakni golongan orang yang tidak punya keberpihakan pada Risalah Islam dan tidak ada sesuatu yang positif yang bisa dia lakukan. Dia pasif melihat situasi dan keadaan.

Karena itu Allah berfirman dalam Surat Al-Kahfi ayat 28, “Orang-orang yang dalam segala macam urusan dianggap oleh Allah Mafruutho, yakni bersifat pasif. Oleh karena itu jangan ikuti orang yang bersifat pasif.”

Mereka tidak punya keberpihakan pada Risalah Islam melainkan hanya mencari manfaat dari segala macam kejadian.

Ketika sampai di Madinah, Nabi Muhammad bersabda, yang intinya ada empat pesan. Pertama, sebarkan kedamaian dan keselamatan. Ini seperti air yang menyejukkan, karena dengan semakin bertambahnya warga Madinah, dikhawatirkan akan terjadi konflik. Ternyata kekhawatiran itu tidak terjadi, malah yang ada kedamaian.

Kedua, berikan orang makan. Ini mengandung pesan agar meningkatkan kesejahteraan. Ketiga, sambungkan silaturrahmi. Solidaritas yang dibangun oleh Nabi, menjadikan masyarakat Madinah menjadi kuat dan kokoh. Keempat, shalatlah di malam hari saat orang-orang sedang tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun