Saat Rasulullah bersama dengan para shahabatnya sudah sampai di Madinah, ada seorang yang belum hijrah, padahal keinginan untuk hijrah begitu sangat tinggi dan kuat. Akhirnya ia pun berangkat hijrah dari Makkah ke Madinah seorang diri.
Namun di tengah perbatasan Kota Makkah, shahabat ini tertahan, karena orang-orang Quraisy tidak menghendaki ia berangkat ke Madinah, karena mereka mengetahui orang-orang yang berangkat ke Madinah untuk menyusul Nabi Muhammad S.A.W.
Karena tertahan, shahabat ini pun mengancam,
“Siapa di antara kalian yang pandai memanah dan main pedang. Kalau saya tidak boleh berangkat ke Madinah, ayo kita tanding panah atau pedang?”
Tantangan dan gertakan shahabat ini tidak mendapat respon. Mereka hanya mengatakan,
“Bukan itu yang kami perlukan. Kalau engkau mau berangkat ke Madinah, serahkan seluruh hartamu yang kau miliki. “
“Aku punya sejumlah harta yang kusimpan di rumahku. Silahkan ambil seluruhnya.”
Setelah mendeapat kepastian bahwa harta tersebut memang ada di rumahnya, orang Quraisy pun mengizinkan shahabat ini berangkat ke Madinah.
“Silahkan berangkat ke Madinah,” ujar salah seorang dari rombongan orang Quraisy.
Akhirnya shahabat ini berangkat ke Madinah tanpa membawa bekal apa pun untuk keperluan di tempat yang baru. Sampai di Madinah, Rasulullah menyambutnya dengan penuh gembira dengan mengatakan,
“Ya Shuheb bin Sinan, beruntung kamu.”