Mohon tunggu...
Sholehudin A Aziz
Sholehudin A Aziz Mohon Tunggu... Dosen - Seorang yang ingin selalu bahagia dengan hal hal kecil dan ingin menjadi pribadi yang bermanfaat untuk siapapun

Perjalanan hidupku tak ubahnya seperti aliran air yang mengikuti Alur Sungai. Cita-citaku hanya satu jadikan aku orang yang bermanfaat bagi orang lain. Maju Terus Pantang Mundur. Jangan Bosan Jadi Orang baik. Be The Best.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sisi Lain Keunikan Pasar Parung Bogor: Pasar Ayam nan Klasik Ternyata Masih Ada

15 Desember 2014   18:11 Diperbarui: 4 April 2017   16:13 2597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk mengetahui apakah sebuah pasar bisa dikatakan pasar trasional atau pasar rakyat maka ada satu hal yang patut dipertanyakan. Apakah itu? Jawabannya adalah adakah di pasar itu terdapat PASAR AYAM. Mengapa demikian? Karena pasar ayam dalam sejarah pasar tradisional senantiasa menjadi icon yang paling penting dan utama. Disinilah warga masyarakat menjual ayam-ayam peliharaannya.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa hampir bisa dipastikan bahwa setiap keluarga (di zaman terdahulu) memiliki atau memelihara ayam. Ayam-ayam ini bisa sekedar untuk konsumsi pribadi atau untuk dijual kembali. Ayam-ayam ini pun memiliki banyak variasi, yakni dari ayam kampung biasa, ayam kampung jago, dan ayam berjenis khusus yang harganya bisa muahal sekali. Juga ada bebek, soang dan burung dengan aneka jenis. ketika mereka bermaksud menjual atau menukarkannya maka ke pasar ayam lah mereka pergi.



Bagi yang ingin menyaksikan serunya jual beli ayam seperti di atas maka datanglah ke Pasar Parung Bogor. Lokasinya berada di pinggir jalan arah Ciseeng, tepat berada di depan lokasi Pasar Parung yang baru. Semenjak pagi buta, sebelum subuh tiba, puluhan penjual ayam pun dari berbagai penjuru daerah di sekitar parung sudah mulai berdatangan membawa ayam-ayam mereka. Ada yang datang membawa motor dengan keranjang ayam khas yang diletakkan di belakangnya, juga ada yang membawanya dengan berjalan kaki dengan menenteng ayam-ayam mereka.

14186162051999006441
14186162051999006441


Yang menarik dari pasar ayam ini adalah pola transaksinya yang riuh rendah dan ramai sekali. Tawar menawar harga berlangsung alot. Pak Naro misalnya dengan sigap menawar-nawarkan ayam-ayamnya ke setiap pengunjung yang menghampirinya. “Ayam jago murah meriah. 200 ribu aja. Ayo pak ini barang bagus pak. Jangan kuatir pasti bagus deh”. Beginilah sedikit obrolan para penjual ayam ini. Belum lagi komentar pembeli ayam yang tak kalah serunya. “Waduh pak jangan mahal-mahal dong...udah 100 ribu aja. Soalnya ayamnya agak kecil nih”. Pokoknya suasana di pasar ayam ini sangat seru sekali. Harga-harga ayam di pasar ayam ini sangat bervariasi tergantung jenis ayam dan besar kecilnya ayam tersebut. Namun terdapat tips penting yang perlu diperhatikan dalam bertransaksi di pasar ayam ini yaitu haruslah pintar-pintar menawar harga agar bisa mendapatkan ayam dengan harga yang pas alias tidak kemahalan.

14186162881003881948
14186162881003881948


Dan yang lebih menarik lagi adalah bila terdapat satu atau dua ayam yang lepas atau lari maka suasana akan sangat heboh sekali. Si ayam akan terus dikejar-kejar untuk ditangkap oleh sang pemiliknya. Para penjual yang lainnya pun akan ikut membantunya hingga akhirnya tertangkap. Pokoknya dijamin seru deh...he he he he.

14186163591633600876
14186163591633600876


Menurut saya, keberadaan pasar klasik seperti pasar ayam ini haruslah dipertahankan keberadaannya. Pasar ayam ini merupakan pasar klasik yang memiliki nilai historis tinggi dan memiliki keunikan tersendiri. Disinilah tempat bertemunya para pembeli dan penjual ayam kampung dengan cara-cara penjualan yang klasik pula. Karena mereka bukan hanya melayani jual beli tetapi juga melayani barter alias tukar menukar ayam dengan tambahan sejumlah uang.

Semoga pasar ayam yang unik dan menarik ini masih bisa kita lihat dan saksikan di masa-masa mendatang. Amien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun