Terus terang saya sangat merasakan kesedihan yang mendalam karena setiap saat handphone saya menerima sms, whattapp, BBM, ciutan twitter tentang kebencian dan fitnahan terhadap berbagai kalangan, terutama terkait Pilkada DKI. Ada yang menvonis munafik, didoakan dilaknat allah, dianggap melecehkan ulama, berita berita hasutan kebencian dan seabrek gambar-gambar provokatif lainnya.
Anehnya lagi, mereka-mereka ini mengaku sebagai pengawal Islam dan penganut ajaran nabi Muhammad. Setahu saya, Islam yang saya ketahui tidak pernah mengajarkan seperti itu, bahkan yang diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW justeru sebaliknya, penuh kearifan, kebijakan, penuh kedamaian. Sama sekali tidak ada cacian, makian, dan fitnah keji yang menyebabkan orang/pihak lain tersakiti.
Saya heran, mereka mengaku ummat islam yang anti kesombongan dan anti berkata kasar, namun kata-kata mereka justeru sama atau bahkan lebih kasar seperti kata-kata hewan di kebun binatang, bahkan para pihak yang mengaku dirinya alim ulama juga berkelakuan sama.
Seharusnya, sebagai ummat islam, kita harus berlaku lebih hebat dari siapapun baik dalam hal perkataan dan perbuatan karena sesungguhnya islam itu diturunkan untuk memperbaiki akhlak kita yang masih kuirang baik.
Dalam urusan politik, bila tidak suka, jangan pilih dalam pilkada dan pilres nanti. Karena semua itu hak masing-masing pribadi. Jangan sekali kali memaksakan kehendak. Semua memiliki hak yang sama.Â
Mari hentikan menebar kebencian yang keterlaluan hanya demi kepentingan politik atau karena ketidak sukaan kita kepada orang lain. KArena saya yakin semua kebencian itu hanya ulah provokator yang ingin merusak segala-galanya.
Mari menjadi manusia dan ummat yang rahmatan lilalamin. Mari tinggikan islam dengan akhlak kita. Mari hindari menjadi penista ajaran Alqur'an yang sesungguhnya. Wallahu A'lamu Bishowab.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H