Mohon tunggu...
Sholehudin A Aziz
Sholehudin A Aziz Mohon Tunggu... Dosen - Seorang yang ingin selalu bahagia dengan hal hal kecil dan ingin menjadi pribadi yang bermanfaat untuk siapapun

Perjalanan hidupku tak ubahnya seperti aliran air yang mengikuti Alur Sungai. Cita-citaku hanya satu jadikan aku orang yang bermanfaat bagi orang lain. Maju Terus Pantang Mundur. Jangan Bosan Jadi Orang baik. Be The Best.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Anies, Sebaiknya Anda Tidak Usah Maju Pilkada DKI

21 September 2016   16:30 Diperbarui: 21 September 2016   16:31 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paska PDIP, NasDem, Hanura dan Golkar mendaftarkan duet Ahok-Djarot ke KPU DKI, peta politik semakin menarik. Kini parpol yang tergabung dalam koalisi kekeluargaan tengah mencari paket terkuat untuk jadi lawan Ahok-Djarot.

Update terakhir, terdapat 2 skenario yang akan dimunculkan. Skenario pertama yaitu tetap munculnya 2 pasang kandidat calon yaitu Sandiaga S. Uno-Mardani dari koalisi Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera dan Anies Baswedan-Rizal Ramli dari koalisi Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, dan Partai Kebangkitan Bangsa. Skenario kedua, hanya memunculkan Pasangan Anies BAswedan- Sandiaga S.Uno saja. Ini adalah sekedar kalkulasi politik yang mungkin bisa terjadi.

Namun bila dilihat dari berbagai aspek, saya berpendapat bahwa sebaiknya Anies Baswedan tidak usah menerima pinangan partai politik untuk maju sebagai calon kandidat Gubernur DKI.

Ada beberapa alasan yang mendasarinya yaitu pertama investasi politik Anies dalam Pilkada DKI belum ada sama sekali dibandingkan dengan investasi yang dilakukan Sandiaga S. Uno, Yusril dan Rizal Ramli misalnya. Sandiaga S. Uno misalnya sudah "keluar banyak dana" untuk politik pencitraan selama ini. Begitu juga denga Yusril yang telah berjuang kemana-mana untuk mendapatkan dukungan dari partai politik dan masyarakat. 

Kedua, peta kekuatan petahana Ahok-Jarot terlalu kuat apalagi setelah mendapat dukungan penuh dari PDIP dan kabarnya Presiden Jokowi. Jangan terlalu percaya dengan hasil analisis para pengamat yang menempatkan anda sebagai kandidat terkuat penantang Ahok-Djarot karena pada faktanya bisa jadi tidak demikian. 

Ketiga, Isu-isu yang berkembang saat ini terkait SARA terlalu identic dengan PAN yang diwakili oleh Amin Rais dengan ungkapan-ungkapan sontoloyo, dajjal, dewa kecil dan lain sebagainya. Jadi sangat tidak elok Anies bila bergabung ke dalam kelompok ini. KArena Anies dari dahulu dikenal santun dan anti SARA. Biarlah Anies tetap menjadi "emas" di suatu saat nanti ( di moment berikutnya atau moment yang lebih berprestise lagi).

Untuk Pilkada DKI kali ini, sepertinya Pak Anies lebih baik menjadi penonton karena secara hitung-hitungan kasar terlalu berat untuk bisa menang. Sungguh sayang bila curriculum vitae Pak Anies ternoda karena gagal menjadi Gubernur DKI ini. Optimis sih boleh saja tapi harus logic dan terukur. Ini sekedar opini demi masa depan Pak Anies yang lebih baik lagi. Tapi keputusan akhir sepenuhnya tergantung ikhtiar Pak Anies sendiri. Selamat Berikhtiar dan Bravo Pak Anies.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun