Mohon tunggu...
Sholehudin A Aziz
Sholehudin A Aziz Mohon Tunggu... Dosen - Seorang yang ingin selalu bahagia dengan hal hal kecil dan ingin menjadi pribadi yang bermanfaat untuk siapapun

Perjalanan hidupku tak ubahnya seperti aliran air yang mengikuti Alur Sungai. Cita-citaku hanya satu jadikan aku orang yang bermanfaat bagi orang lain. Maju Terus Pantang Mundur. Jangan Bosan Jadi Orang baik. Be The Best.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Lobang Jepang Bukitinggi yang Menakjubkan

5 Januari 2012   09:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:18 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertengahan bulan November 2011 lalu, saya berkesempatan mengunjungi kota Bukit Tinggi, Sumatera Barat yang terkenal dengan “Jam Gadang” nya itu. Kata kawan saya, “sangat rugi bila ke bukit tinggi bila tidak mampir ke “Lobang Jepang” yang sangat mengagumkan”. Mendengar namanya saja saya langsung merasa aneh….lobang Jepang…..saya pun langsung bertanya lebih jauh, namun dia malah menjawabnya dengan sebuah ucapan,”Besok kita kesana langsung, percuma saya ceritakan”.

Keesokan harinya, tepat pukul 09.00 wib, saya pun (bersama kawan-kawan lainnya) langsung dijemput menuju lokasi “lobang jepang yang ternyata tidak jauh dari tempat saya menginap yakni The Hill hotel. Begitu sesampainya di lokasi saya pun dibuat cukup terkesima dengan “Ngarai Sianok”yang telanjang di depan mata. Sebuah jurang dalam yang memanjang yang sangat indah dipandang mata.Selepas memuaskan matamelihat keindahan “Ngarai” ini saya pun bertanya kepada kawan, “mana lobang jepang” nya?????? “sabar bos…sabar bos……diujung sana itulah Lobang Jepang”, katanya.

Sejurus kemudian saya pun bergegas menuju lokasi dimaksud. Akhirnya saya pun tiba di loket masuk “lobang Jepang” itu. Tak ada kata yang bisa terucap kecuali “Gila….Gila….Hebat Banget….”. Di depan mata saya terlihat sebuah terowongan panjang menukik tajam ke bawah, dengan diameter kurang lebih 2 x 2 meter. Saya pun langsung bertanya, siapa yang buat?. Kawan saya menjawab,” Ya Jepang lah..makanya disebut lobang jepang”.

Tanpa menunggu lebih lama lagi saya pun langsung masuk ke dalamnya. Dengan disertai penerangan lampu seadanya (sebetulnya lampunya cukup banyak tapi lagi pada mati semua), saya pun – secara perlahan- menuruni anak tangga dengan perasaan penuh takjub. “Gimana bikinya ya???? Gimana bikinya ya?”. Sepertinya sangat mustahil dibuat karena strukktur tanah di lokasi ngarai tersebut adalah bebatuan padat yang susah ditembus oleh alat apapun. Begitu sampai di ujung tangga sayapun lebih takjub lagi ternyata di dalamnya terdapat banyak lorong dan ruangan besar…dengan berbagai macam multi fungsi seperti ruang penyimpanan senjata, ruang amunisi, ruang rapat dan lain sebagainya. Kata kawan saya,” beberapa tahun yang lalu, di lorong tengah ini masih tersimpan tengkorak-tengkorak manusia peninggalan zaman jepang yang sengaja disimpan, tapi sekarang sudah tidak ada lagi”.

Di tengah tengah “rasa takjub” saya pun terus menelusuri lorong panjang di bawah tanah itu…ternyata tibalah saya di ujung lorong….yakni Ngarai Sianok yang dalam dan curam……Benar-benar menakjubkan lorong jepang ini. Untuk kali ini, saya harus angkat topi kepada para tentara jepang yang mempunyai ide membuat lorong “hebat” ini yang menurut cerita ditujukan sebagai tempat sembunyi para tentara jepang. Walaupun juga saya sadari bahwa “yang sesungguhnya hebat adalah rakyat indonesia yang memang dipaksa untuk membuat lorong ini hingga mati sekalipun”.

Sekali lagi “lobang jepang” sungguh menakjubkan. Sebuah peninggalan yang seharusnya menjadi inspirasi bahwa kita sebenarnya bisa membuat prestasi apapun asal disertai kesungguhan dan pengorbanan. Maka dari itu, bila berkesempatan mengunjungi kota Bukit tinggi…jangan lupa untuk mampir ke “Lobang Jepang” yang sungguh menakjubkan.

Saya pun berharap agar pemerintah kota Buki Tinggi bisa menjaga dan merawat asset berharga ini dengan semaksimal mungkin…karena dari sinilah kita bisa belajar akan arti sebuah prestasi, pengorbanan dan perjuangan. (walau hanya peninggalan Jepang Sekalipun).

13257571211278475972
13257571211278475972
1325757147355538477
1325757147355538477
13257572031208327299
13257572031208327299
13257572272017275647
13257572272017275647
13257572571375292429
13257572571375292429

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun