Mohon tunggu...
Sholehan
Sholehan Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMP Negeri 1 Lingga Timur

Membangun bangsa ini melalui pendidikan bermutu. Tetap Merdeka!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Soal UN Bahasa Indonesia Paling Sulit

29 Juni 2012   00:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:26 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berdasarkan hasil Ujian Nasional yang diterima di sekolah kami, syukur alhamdulillah semua anak dinyatakan lulus. Kerja keras dewan guru dan anak-anak terbayar sudah. Walaupun demikian nilai rata-rata pencapaian UN tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun kemarin. Kami menyadari bahwa dengan adanya SKL/indikator UN yang baru, kesulitan mencari buku pegangan, serta tingkat kemampuan siswa yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu merupakan beberapa faktor yang mungkin menyebabkan nilai rata-rata UN tahun ini lebih rendah.

Sangat disayangkan, di antara tiga mata pelajaran Ujian Nasional, nilai rata-rata Bahasa Indonesia yang mengalami penurunan paling tajam. Bahkan, sulit dijumpai nilai di atas 90. Kami mencoba membandingkan hasil UN siswa kami dengan hasil UN beberapa sekolah terdekat. Hasilnya memperkuat dugaan kami, bahwa soal mata pelajaran Bahasa Indonesia kali ini cukup sulit. Bahkan, ada sekolah yang nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia paling rendah. Kok bisa?

Dari sinilah kami mencoba untuk menyimpulkan apa penyebab nilai Bahasa Indonesia turun begitu ekstrim. Beberapa alasan yang kami kemukakan adalah sebagai berikut:


  1. Indikator UN BI yang cacat. Kecacatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

    • Indikator UN BI sudah dinyatakan sesuai dengan Standar Isi (SI). Namun pada kenyataannya masih ada beberapa indikator yang tidak sesuai dengan SI. Misalnya, indikator tentang peribahasa dan ungkapan tidak ada di SI.
    • Jika dipetakan, indikator hanya berjumlah 49 sedangkan soalnya 50 butir.
    • Indikator terlalu umum, sehingga sulit ditebak seperti apakah soal yang di UN kan.

  2. Soal UN yang digunakan belum tentu valid dan reliabel. Bahkan, terdapat soal tak memiliki jawaban. Contoh kasus pada soal nomor 22 pada soal seri P1.
  3. Kurangnya buku-buku panduan yang dapat dijadikan acuan untuk mengajarkan materi sesuai indikator UN kepada siswa, karena indikator tahun 2012 merupakan indikator baru.
  4. Khusus di daerah kami, dinas pendidikan terkait "tidak mampu" memberikan soal tryout yang bagus. Bahkan, mutu soal yang dipakai sangat buruk, sehingga hasil tryout yang notabene diperiksa asal-asalan itu, tidak terpercaya. Padahal yang menangani dinas pendidikan tingkat kota. Ini menandakan bahwa kinerja guru dan jajaran dinas pendidikan yang jelek.


Dari paparan di atas, setidaknya kita bisa mengambil pelajaran. Pelajaran yang diremehkan, justru yang paling mengancam turunnya nilai UN. Dan pemerintah seharusnya lebih bijak, agar tidak menjebak siswa untuk mengerjakan soal yang sebenarnya mudah tetapi dipersulit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun