Maaf ya teman-teman kalau rada-rada porno.
Ramadhan begini saya teringat kisahku pabila sudah pulang kampung mendekati lebaran.
Di sana malam begitu dingin. Walaupun PLN sudah ada, tapi terus terang kami belum menikmati fasilitas air pam. Walhasil, kalau MCK harus di sumur yang letaknya jauh di luar rumah. Parahnya lagi, kalau musim kemarau, hanya sumur umum yang tersedia air.
Ceritanya, selalu saja mimpi diguyur hujan saat tidur. Jadi basah, deh. Bukan, ya mimpi itulah. Pokoknya mimpi basah. Padahal rencana sebelum sahur mau sholat dulu. Terpaksa malam-malam jam 3 itu saya mengguyur badan. Haduuhh... dingin sekali. Mana malam gelap sendirian jauh dari rumah.
Penderitaan bukan cukup sampai di situ. Sampai rumah orang-orang terbengong-bengong.
"Ngapain mandi malam-malam?" tanya orang-orang dewasa, termasuk kakak-kakak.
Ingin saja kujawab, "Macam tak tau saja." Geram sekali.
Belum lagi ponakan yang tanya, "Paman, kok mandi malam-malam. Apa nggak dingin?" Saya diamkan saja. Mau jawab apa coba?
Ternyata mimpi basah bukan cuma sekali itu. Dalam satu kali Ramadhan bisa beberapa kali. Mimpi basah memang kurang asem!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H