Mohon tunggu...
Sholeha
Sholeha Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Antar Pakatan Saat Menghadiri Acara Pernikahan di Kabupaten Sambas

3 Juli 2018   14:28 Diperbarui: 3 Juli 2018   14:39 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kabupaten sambas merupakan wilayah Kabupaten yang terletak pada bagian pantai barat paling utara dari wilayah provinsi Kalimantan Barat yang bersuku Melayu. sejarah Sambas ialah Kerajaan Sambas berkaitan dengan kerajaan majapahit dan kesultanan banjar. Kerajaan Sambas kemudian dilanjutkan oleh Kesultanan Sambas yang asal-usulnya tidak bisa terlepas dari kerajaan di Brunei Darussalam. Antara kedua kerajaan ini mempunyai kaitan persaudaraan yang sangat erat.

Sambas memiliki banyak ragam budaya, salah satu diantara nya ialah "Antar Pakatan" yang berasal dari kata "antar" artinya "membawa atau menghantar" sedangkan "pakatan" artinya "sepakat atau setuju". 

Antar Pakatan adalah suatu adat istiadat dimana satu keluarga diundang kerumah yang punya acara seperti pernikahan, dan keluarga tersebut harus membawa beras, uang dan ayam. pada umumnya pernikahan dan para keluarga, tetangga maupun teman yang diundang hanya datang dan membawa uang saja serta makan hanya satu kali. lain halnya yang ada dikabupaten sambas, pernikahan di lakukan selama 2 hari yaitu Hari Motong (Antar Pakatan) atau hari kecil dan hari besar.

Hari kecil dilakukan pada sore hari mulai dari jam 3-5 sore dengan membawa ayam,beras dan uang serta makan sore, menu nya berupa ikan asin, gulai-gulaian, cencalok, mie goreng dan sambal terasi.  Sedangkan  hari besar merupakan makan besar yang dilakukan disiang hari, menu nya berupa sapi, ayam, ikan, telur, sup, dan sambal goreng kentang.

Pernikahan di Kabapaten Sambas tidak dilakukan dengan Prasmanan melainkan dengan Saprahan. Saprahan adalah makan bersama yang di lakukan menggunakan tangan oleh masyarakat melayu di Sambas yang terdiri 5-6 orang dengan duduk bersila yang melingkar untuk menikmati menu. Tujuannya ialah sebagai salah satu perwujudan kebersamaan dan silahturahmi antar masyarakat Sambas. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun