Pembelajaran di masa pandemi membutuhkan berbagai macam inovasi, tidak dapat dipungkiri bahwa keterbatasan pendidikan tatap muka menjadikan sektor digital salah satu alternatif yang digunakan dalam dunia pendidikan. Peralihan dari pendidikan tatap muka ke jarak jauh dilaksanakan sebagai bentuk upaya agar proses belajar mengajar dapat terus berlangsung. Namun, masih terdapat berbagai kendala yang dihadapi oleh guru, orang tua, dan siswa dalam mengikuti perkembangan digitalisasi pendidikan.
Salah satu sekolah yang dirasa terbatas dalam pendidikan jarak jauh adalah UPT SD Negeri 172 Â Gresik. Sekolah tersebut terletak di daerah perbatasan antara kabupaten Gresik dan Sidoarjo sehingga mengalami kendala dengan komputer sebagai penunjang pendidikan siswa. Kondisi ini sangat disayangkan mengingat komputer menjadi salah satu sarana belajar di masa pandemi. Di sisi lain, banyak siswa yang belum dapat mengoperasikan komputer dengan baik. Pihak sekolah juga telah mengupayakan adanya edukasi mengenai pengoperasian komputer. Namun komputer atau alat peraga yang dimiliki guru sendiri tidak sebanding dengan jumlah siswa di UPT SD Negeri 178 Gresik.
Salah satu program merdeka belajar yang digagas oleh pemerintah berupa Kampus mengajar telah berjalan. Sholahuddin Al Ayyubi, Mahasiswa Universitas Negeri Malang yang berpartisipasi dalam program tersebut menggagas adanya pelatihan mengetik menggunakan metode dril bagi siswa UPT SD Negeri 178 Gresik. Program yang berlangsung selama kurang lebih dua minggu ini ditujukan untuk siswa kelas lima. Hal ini mengingat akan ada Asessesmen Kompetensi Minimum atau biasa disingkat AKM. Dua puluh sembilan siswa kelas lima berpartisipasi dalam program dengan enam pertemuan. Sepuluh siswa menghadiri setiap pertemuan mengingat keterbatasan pelatihan tatap muka selama pandemi.
Kegiatan pelatihan ini berlangsung dari pukul tujuh pagi hingga pukul setengah sepuluh. Adin dan tim terlebih dahulu mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan selama proses pelatihan, mulai dari penataan ruang kelas seperti tempat duduk, pengadaan fasilitas dan alat peraga berupa laptop dan lainnya. Hal ini tidak lain agar siswa merasa nyaman dan senang selama proses pelatihan. Dengan persiapan yang baik, diharapkan siswa tidak bosan sehingga belajar komputer menjadi menyenangkan. Pelatihan komputer yang dilakukan adalah agar siswa dapat mengetik dengan cepat dan konsisten, mengingat salah satu bekal yang harus dimiliki siswa dalam menggunakan komputer adalah mengetik. Tak lupa, sebelum memulai pelatihan dasar, adin dan tim bertugas memberikan pengenalan terlebih dahulu kepada siswa tentang komponen-komponen komputer atau laptop beserta fungsinya.
Di sisi lain, hasil dari pelatihan ini adalah siswa dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan dalam mengetik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penilaian yang dilakukan oleh tim pelatihan selama proses pelatihan, baik pada tahap pertama maupun tahap kedua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H