Program Ketahanan Pangan dan Ekonomi Keluarga: Penanaman Berbagai Macam Sayur dan Buah dengan Metode Hidroponik di Desa Wiroditan
Hidroponik adalah salah satu metode bercocok tanam modern yang semakin populer karena ramah lingkungan, hemat lahan, dan efisien. Pada tanggal 15 November 2024, Mahasiswa KKN 60 UIN K.H. Abdurrahman Wahid kelompok 36 Desa Wiroditan, Bojong, Pekalongan berkesempatan membantu Bapak Sukirno selaku pengelola hidroponik di Desa Wiroditan dalam proses penanaman tanaman hidroponik. Kebun hidroponik tersebut terletak di RT 6, Desa Wiroditan, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, tepatnya di depan rumah Bapak Sukirno.Â
Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara Mahasiswa KKN 60 UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan Kelompok 36 dengan Bapak Sukirno untuk mendukung pengembangan metode penanaman modern di lingkungan tersebut, yang mana tidak membutuhkan tempat yang luas seperti penanaman pada umumnya. Untuk proses penanaman awal di mulai dengan memberikan nutrisi ke air yang akan dialirkan ke media tanam hidroponik tersebut. Setelah itu dilanjutkan dengan menaruh pot kecil ke dalam setiap lubang media tanam hidroponik, dan dilanjutkan dengan menanam bibit tanaman yang sudah disemai sebelumnya.
Penanaman hidroponik ini menjadi bagian dari upaya untuk mengenalkan teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan efisien kepada masyarakat, terutama dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan. Dengan terbatasnya lahan pertanian di banyak wilayah perkotaan dan pedesaan, hidroponik menawarkan solusi praktis, di mana tanaman dapat tumbuh dengan memanfaatkan media air dan nutrisi tanpa memerlukan lahan yang luas.
Kegiatan diawali dengan proses pembuatan larutan nutrisi yang kemudian dituangkan ke dalam sistem irigasi hidroponik. Larutan nutrisi ini berfungsi untuk memberikan elemen penting bagi pertumbuhan tanaman. Setelah itu, mahasiswa bersama warga memasukkan pot kecil ke dalam lubang hidroponik yang telah disediakan, kemudian menanam bibit yang telah dipersiapkan sebelumnya ke dalam pot-pot tersebut. Bibit tanaman yang digunakan antara lain kangkung, melon, dan selada.
Bapak Sukirno, yang juga berpengalaman dalam mengelola sistem hidroponik, menjelaskan bahwa untuk tanaman kangkung, waktu panen hanya memerlukan sekitar 15 hari setelah penanaman. Sedangkan untuk tanaman melon dan selada, waktu panennya lebih lama, sekitar 40 hari setelah penanaman. Menurutnya, kunci keberhasilan dalam budidaya hidroponik terletak pada pemilihan nutrisi yang tepat dan menjaga keseimbangan takaran larutan nutrisi yang digunakan.
Sistem hidroponik ini sangat cocok diterapkan di desa yang memiliki lahan terbatas, karena tidak membutuhkan tanah yang luas. Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat lebih mandiri dalam mencukupi kebutuhan pangan mereka, sekaligus menambah pendapatan keluarga melalui hasil pertanian yang cepat panen," ungkap Bapak Sukirno.
Kegiatan penanaman hidroponik ini mendapat respon positif dari warga Desa Wiroditan yang merasa antusias untuk mencoba teknik baru ini di rumah mereka. Dengan bimbingan langsung dari Bapak Sukirno dan mahasiswa KKN, warga diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan untuk meningkatkan kemandirian dalam bidang pertanian, sekaligus meningkatkan kualitas ekonomi keluarga.
Kegiatan penanaman hidroponik ini merupakan salah satu langkah konkret untuk mewujudkan program ketahanan pangan dan ekonomi keluarga yang berkelanjutan di Desa Wiroditan. Diharapkan, ke depannya, hidroponik dapat menjadi solusi bagi warga desa dalam mengatasi permasalahan terkait ketersediaan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.