Pendidikan sebagai upaya mengantarkan Peserta didik pada pencapaian kebahagiaan hendaknya bisa menciptakan paradigma belajar yang menyenangkan, dipahami tujuannya oleh Peserta didik  dan dijalani prosesnya dengan perpaduan pengembangan potensi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dengan demikian dapat tercipta budi pekerti sebagaimana menurut Ki Hajar Dewantara yaitu keseimbangan antara cipta (kognitif), karsa (afektif) sehingga menciptakan karya (psikomotor).
Berbicara mengenai keseimbangan, maka pendidikan tidaklah cukup apabila Peserta didik  hanya mengembangkan kemampuan akademiknya saja. Peserta didik  juga perlu mengembangkan berbagai aspek lainnya, salah satunya adalah aspek sosial dan emosionalnya. Oleh karenanya guru hendaknya memiliki pemahaman tentang upaya pengembangan kompetensi sosial dan emosional Peserta didik agar dapat mengantar Peserta didik pada pencapaian kebahagiaan baik dalam proses belajar ataupun terlihat dari hasil belajarnya. Dengan terciptanya perasaan bahagia, maka secara alami Peserta didik merasakan kebutuhan akan belajar serta diharapkan akan menjadi pembelajar sejati sebagaimana filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Aspek pembelajaran sosial dan emosional yang penting dipelajari untuk diimplementasikan kepada peserta didik yaitu :
- kesadaran diri pengelolaan emosi,
- pengelolaan diri dan fokus,
- kesadaran sosial, keterampilan berempati,
- keterampilan berhubungan sosial, daya lenting (resiliensi),dan
- pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Bagaimana guru dapat berkolaborasi dengan  peserta didik, rekan kerja, dan orang tua dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan keterampilan sosial emosional?
Kolaborasi dengan peserta didik :
Keterlibatan murid, yaitu mengajak warga sekolah menghormati dan meningkatkan persepektif dan pengalaman murid dengan melibatkan murid sebagai pemimpin, pemecah masalah, dan pembuat keputusan
Kolaborasi dengan rekan sejawat :
membuat kesepakatan bersama-sama, membuat komunitas belajar profesional, membuat sistem mentoring rekan sejawat, dan mengintegrasikan KSE dalam pelaksanaan rapat guru.
Kolaborasi dengan Orangtua Peserta Didik
orang tua sebahai mitra sekolah dalam mengembangkan berbagai aspek lainnya, salah satunya adalah aspek sosial dan emosionalnya. Oleh karenanya hendaknya memiliki pemahaman tentang upaya pengembangan kompetensi sosial dan emosional peserta didik agar dapat mengantar pada pencapaian kebahagiaan baik dalam proses belajar ataupun terlihat dari hasil belajarnya. Dengan terciptanya perasaan bahagia, maka secara alami peserta didik merasakan kebutuhan akan belajar serta diharapkan akan menjadi pembelajar sejati sebagaimana filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H