Saga Jantan, Mereka yang Tertuduh dan Terbela
Oleh Shofwan Karim
Seakan terdakwa, tertuduh, sekaligus ada pembelaan terhadap generasi muda Minangkabau (GMM). Â Hal itu dilakukan dalam FGD (Focus Group Discusion), Rabu, 23 Maret 2022 lalu.
Ditaja atas kerjasama UM Sumbar-FKP (Forum Komunikasi Palanta). Bertempat di Covention Hall Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag, Kampus III UM Sumbar di Bukittinggi.
Gubernur Mahyeldi personal sebagai pembicara kunci. Â Nara sumber Prof. Dr. Ir. H. Â Musliar Kasim, M.P.-Rektor Univ. Baiturrahmah-Wakil Menteri Dikbudnas (2011-2014). Kini Ketua MPW-ICMI Sumbar.
Rektor ISI Padangpanjang, Prof. Dr. Novesar Jamarun. Prof. H. Ganefri, Drs., M.Pd., Ph.D-Rektor UNP. Â Rektor UM Sumbar Dr. Riki Saputra, M.A,. Â
Ketua FKP Dr. Mawardi, M.Kes, Wako Padangpanjang-Ketua Gebu Minang Fadly Amran, BBA Dt. Paduko Malano. Ketua MUI Sumbar Dr. H. Gusrrizal Gazahar, Lc., M.A.
 Tajuk FGD ini cukup menantang,  "Berkurangnya Kualitas Generasi Muda Minangkabau "
Saga Jantan (SJ) mengikuti secara Daring. Ia ingin mengubah kata "nya" menjadi "kah". Untuk lebih netral. Mka  judul menjadi, "Berkurangkah Kualitas Generasi Muda Minangkabau?"
SJ seakan membuat "proceeding" sendiri. Â Prosiding "icak-icak" dalam kepala SJ. Idenya terbersit dari pembicara kunci, nara sumber dan tanggapan peserta forum.
Pertama, generasi muda dan  generasi tua Minangkabau. Keduanya menjadi "terdakwa atau tertuduh".