Mohon tunggu...
Shofiyawati Yumna
Shofiyawati Yumna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi nonton film

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Junk Food bagi Kesehatan

9 Oktober 2024   14:55 Diperbarui: 9 Oktober 2024   15:04 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kebanyakan orang mengira junk food dan fast food itu sama, junk food merupakan makanan yang memiliki kandungan nutrisi rendah namun kaya akan lemak jenuh, gula, garam, dan kalori. Biasanya, makanan ini diproses secara instan dan praktis untuk dikonsumsi, contohnya seperti burger, pizza, hot dog, gorengan. Sedangkan  fast food adalah makanan cepat saji akan tetapi makanan cepat saji itu tidak semua tidak sehat ada makanan cepat saji yang sehat pula contohnya makanan cepat saji buah-buahan, sayuran.
"Tapi jangan disamakan artinya ya, junk food itu beda dengan fast food. Tidak semua makanan cepat saji itu junk food, ada juga yang sehat," tutur Jansen, dalam acara temu media 'Eat a Rainbow oleh Samsung Electronics Indonesia' di TCC Batavia, Jl KH Mas Mansyur, Senin (27/6/2016).
Ia menambahkan, contoh fast food yang baik dikonsumsi misalnya adalah buah potong segar. Asupan ini juga cepat saji, namun tidak membahayakan kesehatan.
Buah dan sayur disebutkan oleh Jansen mengandung nutrisi unik yang disebut sebagai fitonutrisi atau fitokimia. Asupan khas yang hanya ada di buah dan sayur ini kaya antioksidan dan membantu menangkal radikal bebas.

Seperti disampaikan oleh konsultan gizi Jansen Ongko, gaya hidup saat ini yang serba instan membuat junk food semakin populer. Definisi dari junk food sendiri pun menjadi sering disalahartikan. Menurut Jansen, istilah junk food dalam ilmu gizi merupakan sekelompok makanan yang minim gizi, vitamin dan mineral. Kelompok makanan ini umumnya juga tinggi kalori dari lemak dan gula dari pengaruh junk food untuk kesehatan seperti memperpendek daya ingat, cepat tua, kecanduan, depresi, mood swing ( suasana hati mudah berubah)
Hingga banyak anak-anak ataupun remaja sekarang terobsesi dengan maknan junk food. Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Donny K. Mulyantoro mengatakan, anak maupun remaja penderita obesitas menjadi rentan terjangkit penyakit serius, seperti hipertensi hingga diabetes. Sayangnya, kebiasaan mengonsumsi junk food atau makanan instan lainnya kerapkali menjadi kebiasaan yang sulit diubah. Salah satunya disebabkan oleh paparan iklan media yang tinggi. Sementara itu Dr. dr. Rina Agustina, M. Gizi selaku Ketua Klaster HNRC IMERI, dan Staf Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM, menyebutkan peningkatan masalah kegemukan atau obesitas pada remaja, saat ini berada pada titik yang mengkhawatirkan.
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar Kemenkes Republik Indonesia, tren prevalensi kegemukan dan obesitas pada remaja meningkat secara signifikan selama periode 2013 hingga 2018. Sementara itu, di Indonesia anemia pada remaja masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama.
Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah bahwasanya makanan junk food adalah makana yang tidak boleh kita konsumsi terlalu banyak karena makanan yang memiliki kandungan nutrisi rendah namun kaya akan lemak jenuh, gula, garam, dan kalori. Junk food makanan yang tidak sehat untuk dikonsumsi terlalu berlebihan, terutaman anak-anak ataupun remaja sekarang yang selalu makan junk food hingga tidak suka makan sayur-sayuran atau pun buah-buahan.

https://www.halodoc.com/artikel/ini-5-bahaya-makanan-junk-food-yang-perlu-diwaspadai?srsltid=AfmBOopF5Nnbj2kvm_-P4Pb-GzW-AD3qY0BqLGsLzVwnT3GBIkv6auSt
https://health.detik.com/diet/d-3243767/i-junk-food-i-dan-i-fast-food-i-itu-tidak-sama-ini-bedanya#goog_rewarded
https://geograf.id/jelaskan/pengertian-junk-food/
https://lestari.kompas.com/read/2024/05/30/160000986/banyak-remaja-terkena-obesitas-karena-makan-junk-food-berlebihan#:~:text=JAKARTA,%20KOMPAS.com%20-%20Anak-anak%20maupun%20remaja%20yang%20terkena%20obesitas%20salah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun