Kartini mengkritik budaya yang merendahkan perempuan melalui narasi stereotip. Dalam perspektif kritis, pelecehan ini adalah manifestasi baru dari patriarki yang perlu diatasi melalui regulasi dan edukasi.
Media sosial sering memperkuat standar kecantikan yang tidak realistis, membebani perempuan secara emosional dan psikologis.
Kartini menyerukan agar perempuan mengenali nilai diri mereka di luar kerangka yang ditentukan oleh masyarakat patriarkal.
Untuk mengatasi ketimpangan ini, kita dapat mengambil inspirasi dari semangat Kartini dan pendekatan teori kritis:
Literasi digital harus menjadi bagian dari kurikulum formal dan informal untuk meningkatkan kemampuan perempuan dalam menggunakan teknologi.
Perempuan perlu didorong menjadi produsen konten, bukan hanya konsumen.
Penguatan Regulasi terhadap Kekerasan Digital
Regulasi yang lebih ketat diperlukan untuk menekan pelecehan di dunia maya.
Kampanye kesadaran publik dapat membantu mengubah budaya masyarakat dalam memandang perempuan.
Membangun Solidaritas Perempuan
Komunitas perempuan di dunia maya dapat menjadi ruang untuk saling mendukung dan berbagi pengetahuan.