Usai seminggu lebih pemerintah resmi umumkan kenaikan harga bahan bakar minyak(BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar.
Hal ini menyebabkan pembengkakan anggaran subsidi energi dari yang awalnya 170 trilliun menjadi 502 trilliun APBN 2022
Pemerintah terpaksa melakukan peningkatan harga BBM bersubsidi dikarenakan factor eksternal tidak kepastiaan ekonomi global. Memang sekarang dampak nya masih belum terasa namun selang jangka waktu 1 atau 2 bulan kedepan akan mulai terlihat dampaknya terhadap sector perindustrian.
Mungkin akan banyak perusahaan yang akan menahan kenaikan harga jual dengan cara melakukan perhitungan ulang dan juga penghematan biaya ataupun melakukan tes pasar untuk melakukan tes pasar agar dapat memastikan jika penyesuaian harga akan terpaksa dilakukan.Sedangkan bagi masyarakat luas, selain bantuan social kepada masyarakat Indonesia yang perekonomiannya kurang mampu,pemerintah juga harus mengalokasikan dana subsidi terhada infrasturktur penujang aktivitas rakyat seperti halnya peningkatan kualitas maupunkuantitas layanan transportasi umum dan mematok harga yang cukup terjangkau
Namun penting sekirannya dalam jangka waktu Panjang, pemerintah bisa memulai memberikan edukasi yang bisa memotivasi masyarakat untuk bisa perlahan lahan beralih ke energi alternative yang terjangkau dan dapat diperbaharui
Menteri social mengungkapkan bahwa pemerintah mengeluarkan 3 program bantuan social
Yang pertama, bantuan langsung tunai atau disebut BLT sebesar 12,4 trilliun kepada kurang lebih 20,7 juta keluarga yang kurang mampu. Selain BLT ini pemerintah juga mengeluarkan subsidi upah sebesar 9,6 trilliun yang di tunjukkan bagi 16 juta pekerja yang gajinya maximum 3,5 juta per bulan.
Pak presiden Jokowidodo telah memrintahkan daerah untuk menggunakan 2 persen dana transfer umum dalam bentuk bantuan angkutan umum,bantuan ojek online,dan juga bantuan untuk nelayan.
Untuk masalah yang harus diantisipasi oleh pemerintah adalah terkait target pertumbuhan ekonomi karena besar kemungkinan akan menjadi ancaman. Dan di saat ini kita masih dalam kondisi pemulihan
Pengguna bahan bakar minyak bersubsidi jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax mayoritas pemakainya merupakan masyarakat kelas menengah atau masyarakat kaya dan masyarakat menengah ke bawah. Masyarakat ekonomi kelas menengah yang ikut mengkonsumsi BBM bersubsidi ini yang harus di waspadai
Seharusnnya pemerintah harus mulai membatasi pembelian atau pengkonsumsian bbm jenis pertalite bersubsidi agar tidak terjadi kehabisan stock