Kasus Kejahatan yang dilakukan oleh geng motor sangatlah meresahkan masyarakat. Baru-baru ini terjadi kasus pembacokan yang dilakukan oleh dua anggota geng motor di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Diceritakan bahwa saat itu korban sedang dalam perjalan pulang dari tempat kerja, dan saat di jalan korban  berpapasan dengan pelaku, korban pun dikejar oleh pelaku dan mengalami penganiayaan.Â
Kasus kejahatan yang dilakukan oleh geng motor ini bukan merupakan sebuah fenomena baru, sudah banyak terjadi kasus kejahatan yang dilakukan oleh geng motor, mulai dari pembobolan hingga penganiayaan. Apabila kita teliti lebih dalam lagi kebanyakkan anggota geng motor ini merupakan remaja. Masa kebingungan pencarian identitas merupakan tahap yang terjadi pada remaja, dan merupakan tahap kelima menurut psikologi Erikson Kaplan (2009: 225).Â
Pada masa itu remaja akan berusaha untuk mencari identitas dirinya atau jati dirinya sehingga mereka perlu untuk mengeksplorasi berbagai macam cara agar mereka bisa memahami identitas dirinya. Sehingga mereka tidak akan menyimpang ke arah yang bukan merupakan identitas dirinya. Terjadi krisis identitas juga merupakanÂ
salah satu penyebab terjadinya tindak kejahatan atau perilaku menyimpang remaja. Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
Differential association theory diperkenal oleh Sutherland  pada bukunya yang berjudul Principles of Criminology di tahun 1939. Teori diferensiasi asosiasi merupakan teori yang menjelaskan proses belajar tingkah laku kriminal melalui interaksi sosial. Apabila kita analisa kasus tersebut menggunakan teori diferensiasi asosiasiÂ
maka terdapat poin  proposisi menurut Sutherland  yang sesuai dengan kasus ini, yaitu proses belajar tingkah laku kriminal terjadi terjadi pada kelompok orang yang dekat/intim seperti keluarga dan teman-teman dekat. Kebanyakkan remaja ini bergabung karena temannya. Kejahatan yang dilakukan oleh geng motor ini terjadi dikarenakan mereka mempelajari hal tersebut dari teman satu geng mereka.
Lalu apabila kita melihat dari teori kontrol sosial maka, geng motor ini melakukan kejahatan atau penyimpangan diakibatkan tidak adanya keterikatan moral dengan orang tua dengan orang tua, sekolah, dan lembaga lainnya yang disebabkan gabungan antara hasil proses belajar dan kontrol sosial yang tidak efektif.Â
Hal ini dijelaskan pula bahwa salah satu faktor terjadi kejahatan atau penyimpangan oleh geng motor adalah keluarga. Maria (2007), juga menyebutkan bahwa peran keluarga mempunyai peran tinggi dalam kenakalan remaja.Â
Peran keluarga sangat penting bagi seorang anak karena keluarga mempunyai kewajiban dalam memberikan pendidikan dan pembentuk karakter pada anak (Sudarsono, 2004). Menurut Allender salah satu fungsi keluarga, yaitu fungsi sosialisasi yang bertujuan untuk mengenalkan kultur (nilai dan perilaku)Â
serta  sebagai peraturan atau pedoman hubungan internal dan eksternal. Keluarga  juga memiliki fungsi sebagai kontrol, dengan cara mempertahankan kontrol sosial yang ada di keluarga.
Referensi :Â