“Nek hujan, ra iso main layangan po?” celetuk saya sambil curi pandang ke layangan kuning-biru besar di sudut ruangan. Memegangnya dengan hati-hati, takut merusak benda kesayangan Zandy yang berharga ini.
“Ho’oh,” merasa terbantu dengan pertanyaan yang dijawab sendiri oleh orang yang menanyakan, Zandy tersenyum lebar memamerkan deretan giginya yang besar-besar. Dua anak yang lain menghentikan permainan dan merapat ke perbincangan kami.
“Yo nyanyi wae lah nek ngono!” di tengah percikan hujan yang memantul-mantul di genteng, saya ambil tempo dengan tepukan tangan, bersiap memimpin paduan suara, “Ku ambil buluh sebatang.. Ku potong sama panjang.. Ku raut dan ku timbang dengan benang.. Ku jadikan layang-layang…”
Hening. Tidak ada yang pernah mendengar lagu itu sebelumnya kecuali saya, seseorang dengan usia yang berjarak, serta ruang kehidupan yang sebelumnya terpisah. Jauh.
Fungsi Pendampingan dalam Proses Belajar Anak adalah Tugas Bersama
Zandy, Rimba, Ridho, Shafiq, Edi, Bherta, Dwi Astari, dan Dwi Riyanti. 8 orang anak kelas 4 SD Muhammadiyah Menguri ini selama 3 tahun ke depan menjadi adik-adik asuh kami. Amanah baru bagi kami di Menyapa Indonesia.
Program Menyapa Indonesia adalah inisiatif sosial yang dikembangkan oleh awardee Beasiswa Pendidikan Indonesia dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Republik Indonesia. Setiap angkatan memiliki fokus yang pengembangan masyarakat yang berbeda, secara berkelanjutan selama tiga tahun. Jivakalpa, angkatan 43, fokus pada pengembangan masyarakat di bidang pendidikan dan kebudayaan di Sebatang. Cetak biru rencana kegiatan, pengembangan, dan monitoring evaluasi berkelanjutan telah dibuat dengan tidak main-main. Meski lokasi program Menyapa Indonesia kami berada di Yogyakarta, hampir setiap minggu ketika program berjalan, beberapa awardee dari luar kota menyempatkan hadir.
Forum Kakak dan Wali Inspirasi yang diselenggarakan pada tanggal 7 November 2015 ini merupakan salah satu program di bidang pendidikan. Forum tersebut mengundang orang tua dan wali siswa, siswa, guru, dan kepala sekolah untuk duduk bersama dan berdiskusi tentang pendampingan anak. Di dalamnya, anak-anak didorong untuk berprestasi, memiliki semangat belajar tinggi, dan berani mencoba melakukan hal-hal yang mereka sukai. Forum ini juga dijadikan ajang “kulo nuwun” untuk pendekatan pendamping anak dengan pihak sekolah dan keluarga.
[caption caption="Orang tua dan wali bersama siswa dalam forum"]
“Dulu belum pernah ada pertemuan wali dengan sekolah. Setelah ada program Menyapa Indonesia, semua merasa memiliki program ini dan mau hadir di sini,” kata Bu Uji, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Menguri. Bu Uji ini adalah tipikal kepala sekolah yang aktif dan bersemangat mendampingi anak didiknya dalam proses belajar, namun masih belum mendapatkan dukungan maksimal dari orang tua dan wali murid.