Hal yang menjadi fokus pada program ini adalah peran aktif dan kerjasama dengan masyarakat dalam menciptakan karya yang edukatif, interaktif, dan bermutu dalam mempersiapkan literasi dan keterampilan digital SDM yang memadai untuk menghadapi perubahan-perubahan di era society 5.0 agar dapat memetik ibrah untuk Indonesia yang lebih baik. Program ini memfasilitasi dan menampung aspirasi, inovasi serta kreativitas yang bermutu tinggi dengan menumbuhkembangkan talenta dan memperluas potensi masyarakat digital Indonesia.
     Metode rencana pelaksanaan program Belano ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu tahap pra pelaksanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.  Berikut ini adalah penjabaran dari metodenya:
1. Tahap pra pelaksanaan
     Tahap pra pelaksananaan melalui sosialisasi dalam menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan program Belano serta mengomunikasikan alur (sistematika) pelatihan dan pendampingan yang akan dilaksanakan. Sosialisasi kegiatan dihadiri semua masyarakat termasuk guru dan siswa. Kemudian untuk memudahkan pelaksanaan pelatihan ini maka akan dilakukan pembagian kelompok besar masyarakat, guru, dan siswa. Kemudian dari beberapa kelompok besar akan dibagi kelompok kecil yang terdiri 5-6 orang.
2. Tahap Pelaksanaan
     Rencana pelaksanaan program Belano (Belajar Asyik Zaman Now) ini akan dilakukan di setiap desa di Indonesia. Teknis pelaksanaan program Belano meliputi berbagai kegiatan. Setiap guru dan siswa, serta masyarakat yang menjadi peserta akan mendapatkan informasi dan pelatihan penunjang, yaitu: (1) sosialisasi Icalidi (Indonesia Cakap Literasi Digital), (2) pelatihan inovasi pembelajaran berbasis digital bagi guru, (3) workshop bijak bersosial media bagi siswa, (4) program Kampung Smart. Berikut ini adalah rincian dari berbagai kegiatan maupun pelatihan pada program Belano (Belajar Asyik Zaman Now):
- Sosialisasi Icalidi (Indonesia Cakap Literasi Digital)
Sosialisasi ini dihadiri oleh semua masyarakat, termasuk guru dan  siswa terutama siswa SMP-SMA yang menjadi peserta pada program ini di daerah tertentu. Kegiatan tahap pertama yang akan berlangsung adalah memberikan sosialisasi terkait ruang lingkup literasi digital tentang materi deskripsi 4 pilar literasi digital sebagaimana Kominfo telah memperkenalkan berbagai modul tersebut. Empat pilar tersebut adalah budaya digital (digital culture), etika digital (digital ethics), keamanan digital (digital safety) dan kemampuan digital (digital skills).
Menurut Astuti et al. (2021) bahwa budaya digital (digital culture) adalah ketrampilan setiap orang dalam membaca, menjelaskan, mengenal, mengevaluasi, dan membangun visi nasional (nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tungal Ika dalam keseharian).
Kusumastuti et al. (2021) bahwa etika digital (digital ethics) adalah kemampuan individu untuk memahami, mengilustrasikan, mengadaptasi, merasionalisasi, mengeksplorasi, dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam aktivitas sehari-hari.
Selanjutnya, menurut Adikara et al. (2021) bahwa keamanan digital (digital safety) adalah kompetensi dan pengalaman individu yang dapat dirasakan, dimodelkan, diimplementasikan, dianalisis, dan ditingkatkan kesadarannya akan keamanan digital dalam kehidupan keseharian. Menurut Monggilo (2021) bahwa kemampuan digital (digital skills) adalah kemampuan individu untuk mengetahui, memahami, dan memanfaatkan, perangkat keras dan lunak, serta sistem operasi digital.
     Melalui sosialisasi Icalidi (Indonesia Cakap Literasi Digital) memungkinkan semua peserta belajar bagaimana memanfaatkan web/internet dan media sosial secara tepat dan cermat. Literasi digital penting bagi masyarakat Indonesia.Â
Hal ini untuk membendung terjadinya gagap teknologi, meningkatkan penggunaan teknologi dengan hati-hati dan bijak, serta menunjukkan pentingnya orang tua mengawasi dan membimbing anaknya  bermedia sosial agar tidak terbendung dengan informasi bohong atao hoax dan memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya. Hal ini menjadi target pemerintah untuk menjadikan 50 juta orang untuk aktif berliterasi digital pada tahun 2024 mendatang.
- Pelatihan Inovasi Pembelajaran Berbasis Digital bagi Guru
     Pelatihan ini bersifat khusus karena hanya diperuntukan kepada guru yang menjadi peserta. Guru diberikan pelatihan rutin setiap 3x dalam seminggu dan berlangsung selama 6 bulan. Pelatihan yang diberikan, yaitu pembuatan konten edukatif yang menarik, infografis media sosial yang dapat diakses dan mendemonstrasikan cara tepat dalam menemukan sumber belajar, salah satunya adalah dengan memanfaatkan Portal Rumah Belajar, TVRI, dan Radio Siaran RRI dalam pembelajaran dalam mendukung ‘Merdeka Belajar’ yang baru-baru ini telah dicanangkan oleh pemerintah dan menemukan inspirasi yang relevan dengan materi yang dibutuhkan.
     Pada sesi akhir pelatihan, guru diberikan tugas jangka panjang untuk mengupload hasil karya atau konten pembelajarannya di sosial media. Bagi yang mendapatkan penilaian terbaik akan diberikan reward khusus untuk mereka agar dapat menjadi pemantik motivasi dalam mengoptimalkan kreativitas dan inovasi pembelajaran pada program Merdeka Belajar di era society 5.0 ini. Selain pelatihan, terdapat juga pemberian modul dan video edukasi yang merangkum materi pada pelatihan tersebut. Modulnya berupa softfile maupun cetak.
     Adanya pelatihan inovasi pembelajaran berbasis digital bagi guru diharapkan dapat menambah wawasan mengenai literasi digital, serta memberikan pengetahuan teknis dalam penggunaan media digital seperti cara melakukan pencarian dengan benar dan memilih media pembelajaran yang relevan sebagai bahan ajar sehingga akan mengoptimalkan gerakan digitalisasi di berbagai sekolah di Indonesia.
- Workshop Bijak Bersosial Media bagi Siswa
     Pelaksanaan Workshop ini yang menjadi peserta adalah siswa SMP dan SMA/sederajat di beberapa desa tertentu. Jikalau berjalan optimal maka jangkauan wilayahnya akan diperluas lagi. Siswa diberikan pelatihan rutin setiap 3x dalam seminggu dan berlangsung selama 6 bulan. Kegiatan workshop dilakukan secara berkelompok secara kontak langsung dengan beberapa siswa, ceramah kemudian diskusi lanjutan.Â
Dalam workshop ini, setiap siswa akan mendapatkan modul Recebe (Remaja Cerdas Bersosmed) dan kegiatan ini juga akan dipecah menjadi materi yang berbeda pula, yaitu (1) konsep dasar literasi media, (2) Merdeka Belajar di era society 5.0, (3) perkembangan, media sosial, (4) simulasi pemanfaatan media sosial, (5) berita nyata versus berita hoax/palsu, (6) studi kasus dan pemutaran film pendek tentang hoaks dan dampaknya, (7) pengenalan sekaligus penggunaan media pembelajaran berbasis sosial media yang dibuat oleh guru pada pelatihan sebelumnya, (8) pendampingan khusus terhadap siswa dalam menggunakan media pembelajaran digital. Pada kegiatan ini diharapkan siswa dapat membuka jendela dalam menjelajahi digitalisasi pembelajaran yang interaktif, mengasyikan, dan bermakna.
- Program Kampung Smart
     Program Kampung Smart merupakan pengembangan dari program desa yang memberikan layanan daring dan memajukan pelayanan publik di tingkat desa. Fitriansyah dan Nuryakin (2021) menyatakan bahwa program Kampung Smart bertujuan untuk memanfaatkan teknologi informasi di pedesaan untuk memaksimalkan pelayanan dan meningkatkan efisiensi publik yang menyasar daerah-daerah yang membutuhkan.Â
Program ini ditujukan kepada masyarakat di satuan wilayah kerja tertentu yang memiliki fokus utama, yaitu penjabaran materi terkait dengan ruang lingkup layanan publik berbasis digital, pelatihan dalam memanfaatkan aplikasi/website untuk pelayanan publik, dan pelatihan tentang mekanisme penyampaian pengaduan pelayanan publik pada aplikasi/website pengaduan lokal dan nasional. Â
Pelatihan dan pemberian modul akan dikemas lebih menarik melalui sesi diskusi yang melibatkan masyarakat, sesi tanya jawab, praktik langsung dalam memanfaatkan aplikasi/website untuk pelayanan publik, bermain peran dalam menyampaikan pengaduan layanan publik, serta menonton film terkait topik yang diberikan. Program ini dapat dilaksanakan 2 kali dalam seminggu yang difasilitasi oleh balai desa maupun Dispermasdes (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa).
     Adanya program ini, diharapkan masyarakat dapat memahami tentang sejumlah website/aplikasi layanan berbasis digital dan mekanisme mendapatkan layanan publik digital dan mekanisme pengajuan pengaduan pada website pelayanan publik yang dikhususkan untuk pengaduan pelayanan. Program Kampung Smart yang merupakan bagian dari Program Belano (Belajar Asyik Zaman Now) selanjutnya dapat diperluas target mitra dengan tema yang sama yaitu literasi digital.
3. Tahap Evaluasi
     Evaluasi dilaksanakan diakhir pada setiap kegiatan dari berbagai program kegiatan Belano (Belajar Asyik Zaman Now). Teknis evaluasi ini  adalah dengan membandingkan pengetahuan dan keterampilan guru, siswa dan masyarakat dari analisis pengumpulan data pre-test dan post-test yang digunakan sebelum dan sesudah pada setiap kegiatan dilakukan. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman yang signifikan terkait dengan literasi digital.
KESIMPULAN DAN PENUTUP
     Era Society 5.0 ini memiliki pengaruh besar pada abad ini, salah satunya perkembangan teknologi dan internet yang semakin melejit pesat. Jika setiap orang memiliki teknologi dan akses ke internet, panggung informasi adalah milik semua orang. Siapapun dapat menavigasi dunia digital dan memproduksi serta mengkonsumsi berita dan informasi yang disajikan.Â
Tak khayal informasi hoax muncul tanpa batas. Indonesia menjadi salah satu tingkat literasi digital terendah, salah satunya di bidang pendidikan (APJII, 2022). Banyak siswa yang menyalahgunakan media sosial yang seharusnya menjadi sumber belajar sehingga terjadi ketidakfokusan dalam pembelajaran dan tujuan pendidikan juga tidak tercapai (Nofatin, 2019). Pemerintah telah berupaya untuk menanggulangi masalah tersebut.