Stres bukan merupakan kata asing dan sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kita merasa stres dalam keseharian. Tapi, apa sih sebenarnya stres? Stres bagi orang awam bisa berarti tekanan, ketegangan, atau bahkan kekuatan eksternal yang tidak menyenangkan. Namun menurut ahli, stres merupakan pengalaman emosional negatif yang disertai dengan perubahan biokimia, psikologis, kognitif, dan perilaku yang dapat diprediksi yang diarahkan baik untuk mengubah peristiwa yang menimbulkan stres atau untuk mengakomodasi dampaknya. Stres awalnya memang biasa saja, namun dapat menjadi bencana jika dibiarkan dan mulai memengaruhi kesehatan fisik.
Di Puskesmas Bareng, Kota Malang, hal ini bukanlah fenomena baru. Banyak pasien yang datang dengan keluhan fisik ternyata memiliki akar permasalahan stres. Salah satu contohnya adalah Z, pasien yang kerap mengalami asam lambung kambuh akibat memikirkan masalah secara berlarut-larut. Meskipun sudah rutin mengonsumsi obat, keluhannya tak kunjung membaik. Menurut dokter di Puskesmas Bareng, fenomena ini sangat umum terjadi.
Berangkat dari fakta tersebut, ‘Aamirah Dwi Anhari, seorang mahasiswi Psikologi Universitas Negeri Malang, merancang program penyuluhan “Mencegah Stres Memengaruhi Kesehatan Fisik dengan Koping Stres.” Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pengunjung Puskesmas tentang bagaimana stres dapat memengaruhi kesehatan fisik dan bagaimana cara mengelolanya dengan koping stres yang tepat.
Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Tunggu Puskesmas Bareng pada Senin (21/10/2024) pukul 07.45 WIB. Sebanyak 29 pengunjung hadir. Dalam durasi sekitar 30 menit, ‘Aamirah menyampaikan materi dengan pendekatan interaktif, memanfaatkan media presentasi dan video singkat. Di sesi pertama, peserta diajak memahami apa itu stres, penyebabnya, dan dampaknya pada tubuh. Sebagai contoh, ‘Aamirah menjelaskan bagaimana stres kerja atau peran ganda sering kali menjadi penyebab utama stres pada dewasa awal. ‘Aamirah juga membahas empat jalur bagaimana stres memengaruhi kesehatan fisik:
Fisiologi (seperti peningkatan tekanan darah hingga detak jantung).
Perilaku Tidak Sehat (misalanya, pola makan dan tidur tidak teratur).
Hilangnya Sumber Daya Psikososial (seperti hilangnya kendali diri dan optimisme).
Enggan Mengakses Layanan Kesehatan (seperti engga meminum obat dan ke fasilitas kesehatan yang dibutuhkan).
Setelah peserta memahami stres secara umum, materi dilanjutkan dengan mengenalkan koping stres. ‘Aamirah menjelaskan bahwa koping stres adalah strategi yang digunakan seseorang untuk menghadapi tekanan atau stresor dalam hidupnya. Dua jenis koping stres yang ditekankan adalah:
Problem-Focused Coping (berfokus pada mencari solusi masalah).
Emotion-Focused Coping (berfokus pada pengelolaan emosi).