Kesehatan mental menjadi isu yang semakin mendesak di tengah tekanan hidup yang terus meningkat. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), sekitar 1 dari 10 orang di Indonesia mengalami gangguan mental, sementara Riskesdas 2018 mencatat lebih dari 19 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan emosional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa prevalensi gangguan mental di Indonesia mencapai 9,8% pada tahun 2021, dan diperkirakan terus meningkat hingga 2024, akibat dampak berkelanjutan dari pandemi Covid-19. Dalam menghadapi kondisi ini, praktik self-care semakin penting sebagai upaya menjaga kesehatan mental.
Self-care, yang dapat diartikan sebagai "rawat diri", mencakup segala aktivitas yang dilakukan untuk menjaga kesejahteraan fisik, mental, emosional, dan spiritual. Penelitian oleh Burke et al. (2010) menunjukkan bahwa self-care dapat mengurangi stres, serta berperan dalam mengurangi gejala depresi dan kecemasan. Menurut WHO, self-care mencakup kebiasaan sehat seperti menjaga kebersihan, nutrisi, serta mengelola stres dan emosi. Praktik ini tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesejahteraan mental dan emosional, yang sangat berperan dalam mengelola tantangan hidup sehari-hari.
UNICEF (2021) menegaskan bahwa kesehatan mental merupakan komponen penting dalam mencapai kesejahteraan individu secara menyeluruh, sehingga perawatan terhadap kesehatan mental harus menjadi perhatian utama. Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, berbagai upaya seperti penyuluhan mengenai self-care kini semakin digalakkan, termasuk di layanan kesehatan seperti Poli Psikiatri, untuk membantu masyarakat menjaga kesejahteraan mental mereka.
Kharisma Nova Nihayatul Mahiroh, Mahasiswi fakultas psikologi Universitas Negeri Malang melakukan penyuluhan tentang self-care di poli psikiatri RSUD Dr. Saiful Anwar, Kota Malang. Dilaksanakan pada hari Jum'at, 06 Desember 2024 pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga mereka mengenai pentingnya merawat diri sendiri dengan menjaga keseimbangan emosi, mengelola stres, serta membangun kebiasaan positif dalam keseharian.Â
Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah yang menarik, dimulai dengan perkenalan dan tujuan kegiatan, diikuti dengan pre-test untuk mengukur pemahaman awal pasien dan keluarga mereka. Materi disajikan dengan menggunakan slide yang mudah dipahami, serta diikuti dengan sesi roleplay yang melibatkan teknik self-care seperti Latihan Diafragma Breathing, Framing, dan Grounding Technique. Antusiasme terlihat jelas, dengan pasien dan keluarga yang aktif berpartisipasi dalam setiap sesi pelatihan.
Melalui kegiatan ini, diharapkan pasien dan keluarga dapat memperoleh keterampilan praktis dalam menjaga kesehatan mental mereka, serta lebih siap menghadapi tantangan emosional. Penyuluhan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa perawatan diri adalah langkah kecil namun penting dalam upaya meningkatkan kualitas hidup. Dengan mengaplikasikan teknik self-care, diharapkan pasien dapat lebih efektif mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Jadikan self-care sebagai langkah kecil menuju kesehatan mental yang lebih baik. Anda layak untuk merasa baik, di dalam dan luar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H