Mahasiswi Psikologi Universitas Negeri Malang (UM), Laila Dwi Anjani, telah melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat yang ditujukan kepada Perkumpulan Gap Year Kelurahan Tunggulwulung, Kota Malang (6/12). Gap year dalam konteks ini merupakan jeda waktu yang diambil oleh seseorang setelah menyelesaikan SMA sebelum melanjutkan ke perguruan tinggi.
Pelaksanaan psikoedukasi ini didasari oleh hasil survei yang menunjukkan bahwa individu yang menjalani masa gap year cenderung rentan mengalami stres akibat perasaan tertinggal dari teman sebaya atau karena stereotip negatif yang berkembang di masyarakat. Kondisi ini sering kali memengaruhi kesehatan mental, mengingat gap year dapat menjadi masa yang penuh tekanan dan ketidakpastian. Oleh sebab itu, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman anggota perkumpulan mengenai manajemen stres, khususnya dalam menghadapi tantangan selama periode gap year dengan harapan dapat membantu mereka untuk meminimalkan stres yang dirasakan.
Kegiatan yang bertajuk Manajemen Stres Menghadapi Tantangan Gap year ini dilaksanakan dalam suasana yang santai dan interaktif. Dalam penyampaiannya, Laila menjelaskan berbagai konsep dasar terkait stres, faktor-faktor penyebabnya, gejala-gejalanya, hingga teknik-teknik praktis untuk mengelola stres, seperti relaksasi, olahraga, dan mindfulness. Materi tersebut disusun untuk membantu para anggota komunitas memahami pentingnya menjaga kesehatan mental selama menghadapi masa transisi gap year ini, yang sering kali diwarnai dengan tekanan dan ketidakpastian.
"Saya memilih topik ini karena ingin membantu mereka yang sedang rentan dengan memberikan psikoedukasi, khususnya untuk mengelola stres ketika gap year agar apa yang mereka alami tidak memperburuk kondisi kesehatan mentalnya", tutur Laila menjelaskan latar belakang dan tujuan psikoedukasinya.
Sebagai bagian dari kegiatan, dilakukan pre-test dan post-test untuk mengukur efektivitas psikoedukasi ini. Hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan peserta mengenai manajemen stres meningkat setelah mengikuti sesi ini. Selain itu, kegiatan ini juga diisi dengan sharing pengalaman stres yang dialami ketika gap year. Peserta aktif berbagi pengalaman serta tantangan pribadi yang mereka hadapi selama gap year, sehingga sesi ini menjadi lebih relevan dan aplikatif. Para peserta mengaku merasa terbantu dengan informasi dan teknik yang diberikan, serta lebih percaya diri untuk menghadapi masa gap year dengan cara yang lebih sehat dan produktif.
"Kami sangat berterima kasih atas materi yang diberikan oleh Kak Laila. Ini sangat membantu kami untuk lebih memahami cara menghadapi tekanan selama masa gap year. Teknik yang diajarkan juga mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengelola stres" ungkap salah satu anggota Perkumpulan Gap year Tunggulwulung.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk nyata kontribusi mahasiswi Universitas Negeri Malang dalam mendukung peningkatan kesejahteraan psikologis masyarakat, khususnya bagi kelompok muda yang sedang menghadapi tantangan transisi dalam hidupnya. Laila berharap, melalui kegiatan seperti ini, para pemuda dapat lebih siap secara mental dalam menghadapi berbagai tantangan menyongsong masa depan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H