Apakah setiap manusia memiliki bakat? Ya, setiap manusia memiliki bakat, namun bakat sebagai potensi harus dikembangkan menjadi prestasi dan menjadi suatu kenyamanan. Magnis-Suseno dalam kuliah etika dasar yang menyebut “ Manusia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Manusia adalah aufgabe. tugas bagi diriya sendiri, maka salah satu kewajiban dasar manusia adalah mengembangkan diri. Ia semakin dapat bahagia jika semakin dapat mengembangkan dirinya”.
Manusia hanya dapat bahagia kalau tidak terfiksasi pada nikmat semata. Gagasan yang amat penting ini sudah dirumuskan oleh Aristoteles. Menurut Magnis-Suseno, Aristoteles menggaris bawahi bahwa manusia tidak menjadi bahagia apabila secara pasif saja mau menikmati segala-galanya, melainkan kalau ia secara aktif merelalisasikan bakat-bakatnya.
Banyak orang yang tidak menyadari tentang bakat yang ada pada dirinya sendiri, mereka merasa tidak bisa apa-apa, tidak ada yang bisa di andalkan pada dirinya. Sebelum memasuki sekolah anak sangat gemar melukis. Walaupun gambarnya belum begitu bagus. Saat dia sudah memasuki sekolah, ibu guru pun melatihnya karna sebelum sekolah sudah gemar menggambar, setiap ada ajang perlombaan dia selalu di ikutkan dan selalu mendapatkan juara. Bukan Cuma itu, dia juga memenangkan lomba lari, dia terkenal paling gesit. Tapi saat memasuki bangku SMA semuanya hilang. Kenapa? Ya, karena tak ada yang dia tekuni, tidak pernah dilatih lagi. Saat kelas 6 MI dia ikut ekstra seni banjari. Ketika ada ajang perlombaan dia selalu mengikutinya. Hanya itu yang masih dia tekuni hingga sekarang. Walaupun tidak memiliki prestasi yang di banggakan dalam bidang ini. Tapi dia sangat enjoy dengan seni ini.
Walaupun sejak dini anak selalu dilatih dan mendapatkan juara di ajang perlombaan tidak menjadi jaminan untuk menjadikan anak berbakat di kemudiaan hari.
Semua manusia mempunyai bakat, jadi tidak benar kalau ada yang mengatakan bahwa kamu tidak berbakat. Yang jelas dalam hal itu kita belum tahu persis bakat kita itu apa dan untuk itu kita perlu bantuan lingkungan untuk menggalinya. Sebaliknya bakat yang ada kalau tidak di kembangkan bisa hilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H