Mohon tunggu...
Shofia Adinda Fazrine
Shofia Adinda Fazrine Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sekolah Vokasi IPB

Saya mahasiswi dari program studi akuntansi sekolah vokasi Institut Pertanian Bogor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potret Pendidikan di Masa Pandemi

17 Juli 2021   12:35 Diperbarui: 17 Juli 2021   14:12 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia pendidikan kini sedang tidak baik-baik saja. Pendidikan yang merupakan suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam mendewasakan diri melalui pengajaran dan pelatihan ini seharusnya menjadi faktor yang sangat penting bagi kelangsungan hidup anak bangsa. Kemunculan covid-19 di Indonesia seketika mengubah pola belajar anak yang semula dilakukan di sekolah digantikan menjadi di rumah dengan sistem daring yang cenderung memanfaatkan teknologi khususnya teknologi informasi sebagai medianya. 

Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pengajar dan pelajar sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan melainkan juga tentang nilai, kerja sama, kemampuan, serta kompetensi. Situasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan. Seperti yang diketahui banyak sekali keterbatasan dalam pembelajaran daring, seperti sulitnya pemahaman atas materi yang baik, serta surutnya perekonomian yang menyebabkan tidak dapat membayar biaya pendidikan sehingga diperlukannya peran-peran penting dari guru, orangtua, dan pemerintah untuk terus memajukan dunia pendidikan.

Pada kenyataannya pembelajaran dengan sistem daring yang diterapkan oleh pemerintah ini memiliki banyak keterbatasan dalam menggunakan dan mengakses media pembelajaran baik berupa laptop maupun smartphone, lemahnya jaringan telekomunikasi, pembengkakan biaya kuota, ditambah lagi keluhan-keluhan orangtua dalam mendampingi dan mengawasi putra-putrinya dalam pembelajaran daring, karena tidak semua orang tua siswa memiliki waktu luang dan latar belakang pendidikan yang tinggi. 

Belum lagi peran guru yang dihadapkan dengan berbagai persoalan, mulai dari sulitnya beradaptasi dengan teknis pembelajaran daring, turunnya motivasi belajar siswa, kurangnya kerja sama orang tua siswa sampai dengan membengkaknya biaya kuota. Meski dalam himpitan persoalan yang dihadapi, guru dituntut harus tetap profesional dan berpikir kreatif agar interaktif antara siswa dan guru menimbulkan tingkat pemahanan anak atas materi yang baik. 

Dampak yang sangat terasa dari masa pandemi di bidang pendidikan adalah banyaknya pelajar yang tidak dapat membayar biaya pendidikan karena surutnya ekonomi di masa pandemi ini. Dimana diketahui, bahwa laju pertumbuhan perekomian Indonesia semakin menurun di masa pendemi yang berimbas pada berkurangnya daya beli masyarakat hingga banyaknya perusahaan kolaps yang menyebabkan bertambahnya pengangguran. Pada akhirnya yang terjadi saat ini banyak siswa yang putus sekolah akibat orang tuanya tidak mampu membayar biaya pendidikan.

Tanpa disadari potensi kerugian yang terjadi tersebut dapat meruntuhkan semangat anak dalam mengembangkan pendidikan yang akhirnya berimbas pada terancamnya generasi penerus bangsa. Potensi kerugian tersebut bahkan bisa menjadi lebih besar jika masa pandemi yang terus berlangsung lamanya dan tidak diketahui kapan akan berakhir tanpa disertai kesadaran yang tinggi dari individu untuk membawa segala keterbatasan yang ada menuju jalan keluar. Perlu disadari bahwa setiap anak berhak memiliki kesempatan untuk bisa mengembangkan potensi prestasi mereka melalui akses pendidikan yang berkualitas. Maka dari itu diperlukan juga perhatian dari pemerintah untuk menanggulangi kemerosotan di dunia pendidikan.

Peran pemerintah sangat penting dalam memberikan kualitas pendidikan kepada anak bangsa, karena pendidikan adalah kunci dari keberhasilan sumber daya manusia suatu negara. Peran pemerintah di sini, bagaimana dapat memberikan smartphone ataupun laptop kepada anak-anak yang orang tuanya kurang mampu, memberikan kuota kepada anak-anak sekolah dan memberikan dana lebih untuk kebutuhan pokok sehari-hari atas keluarga yang kurang mampu akibat pemutusan hubungan kerja. 

Dalam memberikan dana tersebut, pemerintah haruslah selektif agar dana-dana tersebut dapat tepat sasaran dan efektif sampai kepada yang benar-benar membutuhkan. Di samping itu, pemerintah berperan dalam memberikan pelatihan kepada tenaga pendidik, memberikan fasilitas media pembelajaran untuk tenaga pendidik serta memberikan pelatihan untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih kreatif dalam membawa suasana kegiatan belajar mengajar secara daring sehingga walau di masa pandemi tetap menghasilkan pendidikan yang berkualitas.

Dari keseluruhan artikel ini dapat disimpulkan bahwa pemerintah, para guru maupun para orang tua, sangat berperan penting dalam menyukseskan pendidikan bagi anak, dalam memberikan pemahaman kepada anak-anak untuk tetap semangat dalam belajar dengan segala keterbatasan yang ada, serta tetap untuk memberikan ruang gerak bagi anak-anak untuk tetap bisa berkomunikasi dan bersosialisasi. Solusi yang diperlukan dari pemerintah yaitu dengan memberikan keringanan biaya pendidikan bagi orang tua yang terkena imbas akibat keterpurukan ekonomi di masa pendemi ini. Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai pelajar untuk mengembangkan kualitas pendidikan meskipun dengan keterbatasan di masa pandemi ini? mari kita singkirkan keterbatasan yang ada, lihat peluang lain yang tersedia, bersikap mandiri dalam menghadapi segala persoalan yang ada serta kembangkan kemampuan untuk menuju sebuah kesuksesan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun