Mohon tunggu...
shofia amalia sholihah
shofia amalia sholihah Mohon Tunggu... The Student of Humanity Faculty -

Mahasiswa bahasa dan Sastra Arab UIN Malang, Penyuka biru, Penikmat Coklat, Kartun Larva, Hobby Membaca, Suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sumber Sira, Menawan Namun Jangan Melawan

17 Maret 2018   00:43 Diperbarui: 17 Maret 2018   11:48 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
air yang masih menawan meski sudah cukup keruh (Dokpri)

Jalan-jalan merupakan salah satu hobi saya, yang sampai sekarang masih saya lakukan. Saya akan sedikit membagi cerita lucu namun menegangkan pada jalan-jalan kali ini.

Kali ini saya berwisata kesumber sira, sira bukan sirah. Banyak website-website yang menyebutnya sirah, padahal aslinya sira. Sumber sira merupakan sumber mata air yang menghasilkan air yang banyak sehingga membentuk seperti sebuah danau.  Sumber sira terletak di desa Putuk Rejo, kecamatan Gondang legi, Kabupaten malang. Jika di tempuh dari pusat kota malang memakan waktu hampir satu jam, jika lalu lintas sedang sepi.

Untuk mencapai lokasi ini kita akan melewati area persawahan yang cukup panjang, dengan jalan yang sebagian belum di aspal. Jadi saya sarankan untuk menggunakan kendaraan roda dua, jika kalian ingin piknik ke wisata yang satu ini.

Air yang tenang (dokpri)
Air yang tenang (dokpri)
Harga tiket untuk masuk ke lokasi sumber sira adalah Rp. 3000; perorang dan Rp. 2000; untuk parkir motor. Fasilitas yang disediakan disini belum terlalu banyak atau lengkap, karena disamping tempatnya yang masih tergolong baru dibuka juga karena lokasinya berbatasan dengan area persawahan masyarakat. Seperti penyewaan ban, toilet atau kamar mandi juga tersedia

air yang masih menawan meski sudah cukup keruh (Dokpri)
air yang masih menawan meski sudah cukup keruh (Dokpri)
Ketika kita masuk kedalam lokasi kita akan disuguhkan hamparan air yang segar serta menawan dengan pepohonan yang menjadi sekelilingnya. Pemandangan air yang segar ini jika kita tengok maka akan tampak lah dasarnya.

Air yang tenang dan tidak ber-arus karena berasal dari sumber. Membuat kami tidak berfikir panjang, setelah mengganti baju para perenang hebat pun terjun kedalam air tanpa pemanasan dan tanpa aba-aba kecuali saya, saya yang notabene nya tidak bisa renang harus berfikir beberapa kali untuk masuk kedalam air.

Sumber : explorewisata.com
Sumber : explorewisata.com
Karena saya belum bisa berenang, maka saya diajari renang atau kita hanya sekedar berfoto ria. Setelah saya merasa cukup lelah didalam air, dengan nafas yang terasa sangat berat saya pun berinisiiatif untuk kembali alias ke daratan. Saya pun mengajak teman untuk kembali dengan membawa ban sewaan. 

Beberapa kali saya meyakinkan dia bahwa saya ingin membawa ban ketika kami kembali kedaratan. karena saya tidak bisa berenang tetapi tetap saja ia memaksa untuk tidak memakai ban, padahal ia sendiri tidak bisa berenang. 

Karena pengunjung waktu itu cukup ramai. Kolam sumber airpun rasanya cukup teradu-aduk sehingga membuat air menjadi keruh, tapi kami tetap melanjutkan perjalan sampai ke darat.

Sumber : piknikasik.com
Sumber : piknikasik.com
Nah disini, ditengah perjalanan. Saya menemukan lubang atau kedalaman yang lebih dalam dari yang lain. Belum sempat saya memberi tahu teman saya kalau didasar air ada lubang. Jadilah teman saya masuk kedalam air dan tenggelam, mungkin karena panik, saya pun ditariknya jadilah saya juga tenggelam. Kami pun berteriak-teriak meminta tolong, akan tetapi teman-teman kami berada di jauh pandangan. 

Cukup lama kami berada dalam air. Sesak dan hampir pingsan rasanya di dalam air lama-lama, mungkin karena otot-otot yang kaku karena masuk kedalam air tanpa pemanasan terlebih dahulu. Serta beban tangan saya yang ditarik teman saya, membuat penderitaan rasanya semakin-semakin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun