Mohon tunggu...
Shofy Safitri
Shofy Safitri Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru pecinta sastra

Seorang guru pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Negeri +62

25 September 2019   23:10 Diperbarui: 25 September 2019   23:45 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang ini Matahari begitu menyengat, udara begitu pengap, juga menyayat hati para mahasiswa yang bertaburan disepanjang jalan. Sejak terjadinya peristiwa yang dianggap lucu itu seluruh masyarakat di negara +62 ini menjadi goyah. Mereka terkocak-kocak oleh apa yang sedang terjadi saat ini.

Pola pikir kritis individu mencair satu sama lain, bersatu justru tidak mencairkan suasana Sama sekali. Menangispun juga terkadang tidak berarti apa-apa karena ia telah musna di dalam sampah. Bau, hancur, lembek dan tak berharga. 

Para demonstran saat ini tidak haus dan tidak lapar. Ia tetap menitihkan air mata penghabisannya di depan DPR berharap mereka akan iba lalu menjilat ludahnya. Nyatanya ribuan mahasiswa itu tak mendapat sambutan yang indah. 

Ia juga merintih kesakitan dari ancaman para aparat yang menindak tegas untuk kedamaian namun dengan cara yang tidak manusiawi. 

Ekspetasi memang tidak selalu sesuai  dengan realita. Maka ego akan selalu mencari kepuasan semata. Saling mencaci, saling beradu kekuatan, saling beradu ketulian, dan saling tidak mendengar satu sama lain 

Para mahasiswa tidak hanya aksi di jalanan, ia juga merayap di seluruh media sosial. Mereka mebukakan cakrawala dengan argumentasi dan sudut pandang yang berbeda. Mereka saling menebar LUKA bagi sang pembaca. Kalangan kecil hingga besar muda hingga tua, dan juga netizen tentunya.

Maka, sedikit atau banyak ada jiwa yang akan terpengaRuhi. Ia akan bercerita dari mulut ketelinga yang dianggap obat paling mujarab seumur hidup untuk mempropokatori sessorang. Tak hanya itu, media menjadi wadah untuk menyalurkan. Kesah yang selama ini tertidur pulas didalam hati.

Jika seperti itu? Dampaknya akan begitu luas. Ini negara +62 yang banyak sekali pemakai media sosial adalah usia 17 tahun kebawah. Juga dengan latar yang berbeda. 

Apakah bisa dipikirkan nantinya?

Nampaknya dunia ini akan terbalik.

Ataukah dunia ini akan berputar kembali namun dengan formasi yang berbeda????

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun