Mohon tunggu...
shodiq adi winarko
shodiq adi winarko Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menulis artikel dan opini menjadi sebuah rutinitasku. Dari situ jugalah, jalanku menuju masadepan yang cerah akan kugapai. Tentu dengan kontinue dan kerja keras.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Emak Unlimited

6 Desember 2014   23:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:53 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

EMAK Unlimited

Tidak semua orang terkenal mampu mempertanggung jawabkan ketenaran dirinya. Ada orang terkenal karena berpura-pura menjadi orang super baik. Ada juga yang terkenal karena terpaksa menjadi orang super buruk. Sehingga yang terjadi adalah banyak orang-orang terkenal yang menutupi wajah aslinya dengan aksi berpura-pura. Padahal di luar sana banyak sekali orang-orang yang mempunyai karakter asli sebagai orang super baik, atau memang super jelek tanpa keterpaksaan.

Di pedesaan misalnya, aku punya Emak yang pribadinya super baik dan layak menjadi terkenal.  Sejak aku masih kecil, tidak sekali pun aku melihat Emak marah kepada anak-anaknya. Bukan karena tidak berani atau kurang tegas, namun memang cara Emak mendidik anak adalah dengan softpower. Selain itu juga Emak mengajarkan kebaikan kepada anak-anaknya dengan menjadi contoh yang baik. Misalnya, saat Emak ingin mengajarkan anak-anaknya rajin pergi ke masjid untuk shalat berjamaah, Emak sendirilah yang memulai terlebih dulu. Bukan menyuruh anak-anaknya dengan paksaan hingga memukuli mereka jika bandel. Sehingga dengan menjadi pribadi yang rajin ke masjid, maka anak-anaknya akan sadar dan malu jika tidak mencontohnya.

Saat mengajarkan anak-anaknya agar rajin bekerja, maka setelah shalat shubuh Emak tidak pernah tidur. Emak langsung sibuk dengan aktivitasnya; seperti membersihkan rumah, menyiram halaman rumah, hingga membuka warung dagangannya. Beberapa kali memang anak-anak tidak menghiraukan, namun karena terus diulang dan Emak mengajak mereka dengan santun, akhirnya anak-anak malu dan sadar untuk menuruti Emak. Hingga semua kebiasaan itu berubah menjadi cara hidup sehari-hari. Tidak ada lagi tidur dan bermalas-malasan di pagi hari yang dilakukan anak-anaknya hingga mereka dewasa.

Masih banyak lagi contoh-contoh kebaikan yang terpancar ikhlas dari diri Emak yang menurutku patut untuk disemarakkan ke publik dan menjadi terkenal. Aku yakin masih banyak Emak-Emak lainnya di luar sana yang memiliki karakter baik tanpa modus tertentu. Atau mungkin bukan hanya Emak, namun ada pula bapak, adik, menantu, kakak atau nenek yang pribadi super baiknya masih belum diendus publik.

MAKA dengan adanya paket internet gratis, aku akan membuat video sosok Emak dan menyebarluaskannya ke Youtube. Berbagai contoh-contoh kebaikan saat Emak mendidik anak-anaknya atau sikapnya bermasyarakat, cara bekerja dan beribadahnya akan menjadi paket-paket video yang bisa dilihat dan dicontoh oleh warga Indonesia. Selain itu aku juga akan membuat video atas karakter-karakter keluarga lainnya yang patut untuk dikenal banyak orang dan pantas untuk dicontoh.

Dengan begitu figur publik di masa mendatang tidak lagi dipenuhi oleh orang-orang yang berupa-pura menjadi baik, dimana kebaikan yang disebarkan bersifat pura-pura dan hanya menghasilkan pribadi baik yang pura-pura. Namun semua figur publik di Indonesia bahkan dunia akan dipenuhi oleh para figur yang sederhana namun ikhlas, tulus, tidak bermodus dan benar-benar patut untuk dicontohkan tanpa alasan suatu apapun. Sehingga pribadi-pribadi di Indonesia akan menjadi pribadi yang super baik karena terinspirasi oleh figurnya yang baik. Tidak ada lagi kasus korupsi, suap, keadilan yang memihak pada uang, keserakahan atau praktik-praktik kriminal di semua lini kehidupan.

Sebab figur-figur yang dijadikan contoh oleh masyarakat Indoensia, khususnya yang tersebar di media massa, sama sekali tidak mencerminkan karakter jahat, namun penuh dengan inspirasi kebaikan yang unlimited. Kebaikan yang timbul bukan karena perut, uang, jabatan, ketenaran, atau niat individual lainnya, namun benar-benar sebuah kebaikan yang sifatnya terus-menerus (baca. unlimited).

Mari kita jelang Indonesia yang lebih baik dengan kebaikan yang unlimited.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun