Mohon tunggu...
Shochil Luthfi
Shochil Luthfi Mohon Tunggu... -

Ojo Gumunan, Ojo gampang kepincut, kabeh perkoro iku ditimbang nganggo "mizanus syar'i"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesadaran

19 Desember 2013   15:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:44 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kesadaran bukanlah tentang benar dan salah, bukan pula tentang baik dan buruk. Banyak yang bertanya kepada saya, semakin mereka mempelajari sesuatu, semakin mereka bingung memilah mana yang benar dan mana yang salah.

Benar menurut siapa, dan salah menurut siapa? Benar atau salah menurut satu paham, belum tentu menjadi benar atau salah menurut paham yang lainnya. Begitu pula baik dan buruk.

‘Membunuh’ apapun cara dan alasannya bila dilakukan di medan perang akan menjadi sesuatu yang baik dan benar. Namun bila dilakukan pada tetangga dan dalam keseharian anda, tentu saja akan menjadi hal yang buruk dan salah.

Kesadaran memang bukan masalah benar, salah, baik, atau buruk.

Benar, salah, baik, atau buruk, adalah tentang hasil representasi seseorang terhadap peristiwa yang ia tangkap. Dan hasil tersebut sangat dipengaruhi oleh sebuah belief system didalam dirinya. Ia besar di lingkungan apa, melalui agama apa, berbudaya apa, pendidikan, dan juga keluarga.

Saya mencontohkan kembali tentang ‘membunuh’

Seseorang membunuh orang yang datang kerumahnya dengan kesadaran penuh karena orang tersebut mengancam dirinya dan ia sadar apabila ia tidak membela dirinya dengan membunuh orang tersebut, maka ia lah yang akan terbunuh.

Seseorang membunuh orang yang datang kerumahnya tanpa kesadaran, karena ia hanya tersinggung egonya dan merasa dipermalukan harga dirinya.

Artinya, memang ada ‘kesadaran’ yang mengawasi kita. Kesadaran juga bukan logika. Saya bisa dengan sangat logis saat menulis, dan saya harus menggunakan logika ketika menulis supaya saya tahu ejaan dan tanda baca yang benar. Namun pada saat menulis, saya bisa dengan kesadaran ataupun tidak. Artinya dengan kesadaran penuh, maka saya dituntun untuk menikmati saat-saat menulis dan sadar sepenuhnya apa yang saya tulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun