[caption id="attachment_326097" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas.com)"][/caption]
Pada saat ini tidak jarang dijumpai bahwa SD mengadakan tes ujian masuk untuk peserta didik baru. Menurut saya hal ini sangat menakutkan dan tidak selayaknya diadakan. Tes tersebut meliputi baca, tulis, dan hitung (calistung) dan tidak dibenarkan sesuai dengan PP 17 tahun 2010 yang mengatur penerimaan siswa baru SD, yang meliputi:
Pasal 69 :
(5) Penerimaan peserta didik kelas 1 (satu) SD/MI atau bentuk lain yang sederajat tidak didasarkan pada hasil tes kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, atau bentuk tes lain.
Pasal 70:
(1) Dalam hal jumlah calon peserta didik melebihi daya tampung satuan pendidikan, maka pemilihan peserta didik pada SD/MI berdasarkan pada usia calon peserta didik dengan prioritas dari yang paling tua.
(2) Jika usia calon peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sama, maka penentuan peserta didik didasarkan pada jarak tempat tinggal calon peserta didik yang paling dekat dengan satuan pendidikan.
(3) Jika usia dan/atau jarak tempat tinggal calon peserta didik dengan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sama, maka peserta didik yang mendaftar lebih awal diprioritaskan.
Sudah jelas bahwa tes penerimaan SD tidak berdasarkan kemampuan calistung, tapi kenapa masih ada sekolah yang mengadakan tes yang justru memberatkan anak. Otomatis siswa TK dituntut untuk dapat menguasai calistung yang sebenarnya belum tepat diberikan bagi usia tersebut. Pelajaran membaca, menulis dan berhitung diselipkan ke dalam permainan yang menyenangkan dan tidak dijadikan beban kepada anak. Usia tersebut memang usia bermain dan bersosialisasi bagi anak, bukan memberikan makanan yang tidak sesuai dengan perkembangan anak tersebut.
Tes masuk sekolah pada dasarnya diberikan untuk mengetahui tingkat kematangan dan potensi yang dimiliki calon siswa. Dengan mengetahui tingkat kematangan anak akan membantu menentukan kesiapannya secara mental dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Dan dengan mengetahui potensi yang dimiliki anak dapat membantu pihak sekolah untuk mengembangkan kemampuan yang ia miliki, mendukung kelebihan serta menyikapi kekurangan yang ada dalam diri anak dengan tepat. Sehingga tes masuk untuk anak yang akan masuk SD idealnya adalah tes yang lebih menitikberatkan pada penggambaran kemampuan atau potensi anak.
Adanya kerja sama antara orang tua, guru dan pemerintah agar terlaksananya pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak. Tentunya kita tidak saling menyalahkan, namun bersama berbenah agar terciptanya pendidikan yang lebih baik. Biarkan anak berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H