Mohon tunggu...
ROSSA SHITA YASMIN WIJAYA
ROSSA SHITA YASMIN WIJAYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Benarkah Vape Layak untuk Dikonsumsi?

30 Desember 2022   19:30 Diperbarui: 30 Desember 2022   19:37 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Rokok elektrik atau yang kita sering kenal dengan vape merupakan sebuah inovasi dari bentuk rokok yang semula tembakau menjadi rokok dengan perangkat bertenaga baterai yang menggunakan cairan dan memiliki berbagai macam varian rasa dengan melalui proses pembakaran. Inovasi ini ditemukan oleh seorang ahli farmasi yang bernama Hon Lik yang berasal dari Tiongkok. Salah satu alasan Hon Lik menciptakan inovasi ini ialah agar dirinya bisa berhenti merokok.

Munculnya rokok elektrik ini secara tidak langsung telah mengubah pola kebiasaan merokok pada sebagian masyarakat. Rokok elektrik ini dianggap lebih sehat dibanding rokok konvensional. Bahkan, sebagian besar remaja menggunakannya dengan alasan untuk mengurangi rasa kecanduan mereka terhadap rokok konvensional. 

Vape ini menjadi gaya hidup kekinian di kalangan remaja, bahkan hampir di setiap kota di Indonesia muncul toko dan komunitas vape. Tujuan dibentuknya komunitas tersebut yaitu untuk belajar hal-hal dasar mengenai vaping, seperti cara membuat coil baru, cara memasukkan kapas, cara melakukan firing liquid, dan masih banyak lainnya.

Saat ini rokok elektrik atau yang biasa kita sebut vape ini masih menjadi tren, terutama di kalangan remaja. Bahkan, saat ini, vape mulai merajalela hampir di semua kalangan tanpa memandang gender. Mulanya pengguna vape ini berasal dari kalangan laki-laki, tapi seiring berjalannya waktu tren ini mulai memasuki kalangan perempuan. Bahkan terdapat peneliti yang menemukan bahwa ada pula perempuan kalangan hijabers yang mengonsumsi vape dan tergabung dalam komunitas @hijabvapeindonesia.

Sebagaimana dilansir dari website Kemenkes Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, beberapa kandungan cairan maupun asap dari vape dapat membahayakan tubuh baik individu yang mengonsumsi secara langsung maupun yang tidak langsung, yang artinya tidak sengaja menghirup asap vape. Pertama, propilen glikol atau gliserin, yang berfungsi untuk memproduksi uap air, ternyata menurut penelitian ditunjukkan bahwa hanya dengan menghirup dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan. 

Kedua, nikotin, yang ditemukan dalam konsentrasi yang berbeda - beda, yang mana zat ini dapat mempengaruhi perkembangan otak remaja secara negatif. Ketiga, karsinogen (acetaldehyde dan formaldehyde) menjadi salah satu penyebab kanker. Keempat, acrolein, yang biasanya digunakan untuk membunuh gulma dan dapat menyebabkan kerusakan paru - paru yang tidak dapat diperbaiki. 

Kelima, perasa tambahan, salah satu pembeda antara rokok konvensional dengan rokok elektrik adalah dalam rokok elektrik tersedia berbagai rasa, seperti coklat, buah - buahan dan mint, yang mana perasa tersebut mengandung diacetyl yang berhubungan dengan penyakit paru - paru bronchiolitis obliterans. 

Dan yang terakhir, diethylene glycol yaitu zat kimia beracun yang juga berkaitan dengan penyakit paru - paru. Oleh karena itu, perlunya tanggapan tegas dari pemerintah kepada orang yang mengonsumsi, terutama remaja, sebagai aset bangsa. Remaja sebagai aset bangsa diharapkan dapat membawa dampak atau pengaruh positif untuk lingkungan sekitar dan bangsanya.

Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri, yang tidak lepas dari ego diri sendiri untuk muncul dan keinginan yang besar untuk ada dalam komunitas yang kemudian menyatu menjadi suatu ciri yaitu membentuk komunitas yang khusus, hingga merasa diakui. 

Hal tersebut perlu dipertimbangkan kembali bahwa ada banyak hal yang dapat membawa kita ke hal -- hal yang berisiko terhadap hal yang negatif, maka dari itu kita bisa memilih hal -- hal berikut, seperti memilih teman sebaya yang baik dan memilih aktivitas yang positif dan bermanfaat meskipun sederhana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun