Mohon tunggu...
Shita Istiyanti
Shita Istiyanti Mohon Tunggu... Desainer - Penulis Opini, desainer grafis

Saya suka menulis opini soal permasalahan umat Islam saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

All Eyes on Raffah dan Persatuan Ummah

31 Mei 2024   13:20 Diperbarui: 31 Mei 2024   13:20 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rafah menjadi tempat terakhir muslim di Palestina untuk berlindung. Petang itu suasana sedang tenang. Kaum muslim disana tengah mengobrol santai setelah melakukan sholat malam mereka. Ada yang tertidur karena kelelahan, ada yang menambah hafalan Qur'an mereka. Namun tiba-tiba terdengar suara yang sudah tak asing bagi mereka. Ya, pada Minggu 25 Mei 2024 lalu, Raffah dihancurkan oleh zionis Israel laknatullah. Tempat pengungsian terakhir kaum muslim dibumihanguskan oleh musuh Allah. Serangan mematikan itu membuat pilu, mayat berceceran terutama wanita dan anak-anak dengan badan yang tak utuh. Pemandangan yang mengerikan ketika seorang laki-laki menggendong jasad bayi tak berkepala. Pemandangan menyayat hati yang tak manusiawi. Setelah ini mereka akan mengungsi ke pengungsian akhir mereka "Jannah", gumam seorang anak Gaza.

Seperti biasa para musuh Allah selalu playing victim. Berdalih bahwa mereka menyerang 2 tentara Hamas, namun nyatanya ratusan warga sipil jadi korban. Munafik!

PBB apalagi, hanya robot yang dikendalikan Amerika dan sekutunya untuk melancarkan penjajahan mereka. Mau sampai kapan?

All Eyes on Raffah, tagar ini akhirnya mencuit di jagad maya. Bentuk kepedulian manusia di dunia yang masih waras untuk menunjukkan keberpihakannya membela Palestina. Gambar AI bertuliskan "All Eyes on Raffah" telah dibagikan 47juta orang di Instagram (tempo.co 31/5). Upaya Boykot produk Pro Israel pun juga masih dilakukan kaum muslim dunia. Upaya-upaya yang bisa dilakukan individu telah maksimal kita lakukan. Namun memang upaya itu terlampau kecil untuk memberi dampak tegas pada Zionis.

Zionis bisa berhenti menyerang muslim Palestina hanya dengan militer yang bisa memusnahkan mereka! Namun masalahnya kondisi umat Muhammad yang berjumlah 2 Miliar lebih ini bagai buih dilautan. Mereka terpecah belah, tidak bersatu, sehingga tidak bisa mengalahkan militer Israel yang hanya berjumlah 600ribuan orang saja. Kita lemah karena kita tercerai berai dalam sekat-sekat nasionalisme. Para pemimpin negeri-negeri muslim hanya diam tak berkutik takut pada AS yang jadi backingan para zionis. Benarlah sabda rosulullah 14 abad lalu :

"Hampir saja bangsa-bangsa memangsa kalian sebagaimana orang-orang lapar menghadapi meja penuh hidangan."

Seseorang lalu bertanya pada Rasulullah SAW, "Apa kami saat itu sedikit?"

Rasulullah SAW menjawab, "Bahkan kalian saat itu banyak, akan tetapi kalian seperti buih di laut. Allah sungguh akan mencabut rasa takut dari dada musuh kalian, dan Allah sungguh akan mencampakkan penyakit wahn ke dalam hatimu."

Seseorang bertanya, "Ya Rasulullah, apa itu wahn?"

Beliau menjawab, "Cinta dunia dan takut mati." (HR Abu Dawud)

Palestina dijajah secara fisik. Tak sadar kita juga dijajah secara pemikiran. Betapa pemikiran sekuler telah menancap kuat di benak kita sehingga kita jauh dari Islam, bahkan membenci ajaran Islam secara tidak langsung. Berbagai problematika terjadi ditengah kita, mulai dari pergaulan bebas, keluarga berantakan, pembunuhan, masyarakat rusak tatanannya, korupsi, kemiskinan dll. Bukankan ini akibat penjajahan gaya baru dimana harta kaum muslim dimiliki para oligarki? Sudah saatnya kita sadar, sudah saatnya Palestina dan seluruh negeri-negeri muslim merdeka dari penjajahan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun