Sebuah tempat duduk kosong nampak terlihat, tepat di depan sebelah kanan posisiku duduk.
Sekilas aku membayangkan sebuah rupa wajah seseorang yang paling aku rindukan.
Sesaat bayangmu kini pindah.
Serasa berada tepat disampingku.
Menghangatkan raga.
Dalam gerbong berpenyejuk udara.
Kuteguk secangkir kelam rindu.
dan pahitnya lara bercampur sendu.
Terdengar suara keras di luar gerbong.
Batu diatas besi rel tergiling harapan pilu.
Kereta melaju dengan cepat.
Menghantarkan bayangmu.
Yang masih saja berkeliaran dalam pikiranku.
Aku berharap
Rindumu tak pernah pamit
Beserta seluruh hatimu
Karena ada bagian sisa rindu
Yang sepatutnya harus kita jaga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!