Mohon tunggu...
Ely
Ely Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membentuk Karakter Generasi Muda Melalui Nilai Nilai Pancasila di Sekolah Dasar

5 Januari 2025   09:13 Diperbarui: 5 Januari 2025   09:13 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Membentuk Karakter Generasi Muda melalui Nilai-Nilai Pancasila di Sekolah Dasar

Oleh: Ely Umniyatil Maghfiroh

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

 

Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang menjadi pedoman utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya mencakup aspek ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Penanaman nilai-nilai ini sejak usia dini menjadi sangat penting untuk membentuk karakter generasi muda yang berintegritas dan bermoral tinggi. Sekolah dasar menjadi tempat yang strategis untuk memulai proses ini karena pada usia ini anak-anak sedang dalam masa pembentukan karakter yang signifikan. Dengan demikian, penerapan Pancasila melalui Pendidikan formal di sekolah dasar diharapkan dapat menjadi fondasi yang kuat dalam membentuk generasi penerus bangsa yang mencintai tanah air, menghargai perbedaan, dan memiliki semangat gotong royong yang tinggi (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, 2020).

Dalam konteks pendidikan di sekolah dasar, pengajaran Pancasila harus dilakukan dengan metode yang inovatif dan relevan agar siswa tidak hanya memahami nilai-nilai tersebut secara teoretis tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan yang kreatif, seperti permainan edukatif, diskusi kelompok, dan simulasi peran, dapat membantu siswa memahami konsep abstrak seperti toleransi, empati, dan keadilan sosia, serta menghargai keberagaman. Selain itu, kegiatan yang berbasis proyek, seperti membuat karya sederhana yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, juga dapat meningkatkan pemahaman siswa sekaligus menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya dan identitas bangsa (Kemendikbud, 2017).

Pembahasan

Sila Pertama, "Ketuhanan yang Maha Esa," mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan agama dan kepercayaan. Guru dapat mengadakan kegiatan seperti menggambar simbol-simbol tempat ibadah atau membuat prakarya yang mencerminkan keberagaman agama di Indonesia. Selain itu, siswa dapat diminta berbagi pengalaman tentang tradisi keagamaan di keluarga mereka. Kegiatan ini tidak hanya memperkenalkan keberagaman tetapi juga membangun rasa toleransi sejak dini (Kaelan, 2013).

Sila Kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab," nilai kemanusiaan dapat diajarkan melalui simulasi peran, seperti membantu teman yang membutuhkan atau menyelesaikan konflik secara adil. Guru juga dapat mengajak siswa berdiskusi tentang tokoh-tokoh inspiratif seperti R.A. Kartini atau Ki Hajar Dewantara yang mencerminkan nilai kemanusiaan. Kegiatan ini membantu siswa memahami pentingnya empati dan sikap adil terhadap sesama (Suhardi, 2018).

Sementara itu, Sila Ketiga, "Persatuan Indonesia," dapat ditanamkan melalui kegiatan seperti permainan tradisional yang membutuhkan kerja sama, seperti balap karung atau congklak. Guru juga dapat mengadakan diskusi tentang keberagaman budaya di Indonesia untuk menanamkan rasa cinta tanah air. Melalui kegiatan ini, siswa belajar memahami betapa pentingnya persatuan dalam keberagaman (Santoso, 2015).

Sila Keempat, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan," dapat diperkenalkan melalui simulasi musyawarah untuk pengambilan keputusan bersama. Misalnya, guru dapat mengajak siswa menentukan tema dekorasi kelas atau memilih kegiatan yang akan dilakukan saat perayaan tertentu. Proses ini mengajarkan siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain, menghormati perbedaan, dan mencapai kesepakatan bersama secara demokratis. Dengan begitu, siswa tidak hanya belajar tentang prinsip demokrasi, tetapi juga melatih keterampilan komunikasi yang baik (Kaelan, 2013).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun