Mohon tunggu...
Shintya Wulandary
Shintya Wulandary Mohon Tunggu... Administrasi - Content Writer

-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengaruh Covid-19 terhadap Hubungan Kerja Sama Indonesia-Tiongkok

2 Juli 2020   11:55 Diperbarui: 2 Juli 2020   12:51 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://www.matamatapolitik.com/jokowi-meningkatkan-hubungan-indonesia-china-sangat-penting-bagi-negara/ 

Dunia saat ini sedang bersama-sama menghadapi Pandemi Corona Virus Disease (COVID19). Sejak pertama kali virus ini ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, telah mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa hingga Januari 2020. Kemudian virus ini bermutasi ke penjuru dunia lainnya seperti di Kawasan Amerika, Eropa, Afrika dan Asia hingga sampai terdeteksi di Indonesia pada awal Maret 2020. Lemahnya antisipasi sejak dini, membuat Indonesia semakin bermunculan kasus baru setelah kasus pertama dan kedua. Belum cukup sampai di situ, tak kunjung ditutupnya akses keluar masuk membuat Indonesia mengalami serangan kasus baru yang semakin meningkat setiap harinya. Pemerintah sudah berupaya untuk melakukan antisipasi peningkatan kasus baru dengan mengadakan PSBB di Jabodetabek dan Surabaya dan PKM di Semarang pada April-Mei lalu agar jumlah kasus mengalami penurunan, namun justru yang terjadi adalah peningkatan kasus saat negara lain sudah mengalami penurunan jumlah kasus baru. Tiongkok contohnya di mana pertama kali kasus COVID19 kini sudah bertahap memulihkan perekonomian di Negaranya setelah lockdown beberapa bulan. Sementara Indonesia justru mengalami peningkatan.

Dikutip dari laman resmi kawalcovid19.go.id grafik mengalami peningkatan sejak bulan Maret hingga per tanggal 23 Juni 2020 peningkatan 1051 kasus terkonfirmasi. Sehingga total kasus terkonfirmasi sebanyak 47.896 kasus. Pemerintah yang sudah meniadakan pembatasan-pembatasan akhirnya memilih opsi untuk membuka kembali laju pertumbuhan ekonomi untuk memulihkan perekonomian secara bertahap meskipun kasus di Indonesia belum mengalami penurunan yang signifikan. Pembukaan kembali laju perekonomian ini dengan memberlakukan sejumlah protokol kesehatan pada setiap jalur perekonomian yang dibuka tersebut. Masa ini yang kita sebut dengan "New Normal". Namun, New Normal bukan berarti kembali pada kehidupan normal sebelumnya, tapi beradaptasi dengan pola hidup normal baru dengan protokol kesehatan seperti jaga jarak, menggunakan masker, dan rajin cuci tangan.

Perekonomian dunia yang sedang diuji sejak adanya COVID19 tidak membuat hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok yang sudah terjalin selama 70 tahun yang memiliki ikatan sejarah berakhir begitu saja, justru hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok masih berjalan dengan baik meskipun Tiongkok dicap sebagai "Pembawa Virus" oleh beberapa negara. Tiongkok dan Indonesia keduanya memiliki kepentingan, baik bilateral, regional, maupun multilateral sehingga menjadi potensi dalam hal kerja sama. Pemerintah Tiongkok bersedia membantu Indonesia dalam mengatasi COVID19 sehingga peningkatan kerja sama strategis yang komprehensif dapat memajukan pembangunan di kedua negara. Meskipun COVID19 mempengaruhi hubungan jangka pendek antara Indonesia dan Tiongkok, namun fondasi kerja sama tidak berubah sehingga dapat mendorong kerja sama kedua negara di masa New Normal.

Namun perlu diingat tentang ungkapan, there is no free lunch. Karena setiap hubungan akan take and give. Sehingga bukan tidak mungkin jika nantinya Tiongkok akan meminta kesepakatan terkait dengan bantuan yang diberikan kepada Indonesia. Karena setiap bantuan luar negeri bukan tidak mungkin mengandung motif dari Negara pemberi bantuan. Hal tersebut sebagai upaya Negara pemberi bantuan untuk menciptakan kekuasaan ekonomi politik. Namun secara normatif bantuan COVID19 dianggap sebagai bentuk solidaritas. Lalu sebagai Negara penerima bantuan, Indonesia selayaknya dapat menyeimbangan secara proporsional take and give tersebut agar dapat meningkatkan bargaining dalam bentuk lain.

Kesimpulannya, adanya COVID19 mempengaruhi terhadap hubungan kerja sama Indonesia-Tiongkok yang sudah berlangsung lama. Akibat adanya pandemi ini, membuat perekonomian dunia melemah. Namun hubungan kerja sama Indonesia-Tiongkok masih berjalan seperti fondasi pada awalnya. Tiongkok bersedia membantu Indonesia dalam kesulitannya mengatasi pandemi COVID19. Koordinasi kedua Negara diperlukan setiap adanya kerja sama. Karena untuk mengatasi masalah COVID19 tidak boleh sampai menumbuhkan masalah baru lagi. Oleh sebab itu, kerja sama internasional yang saling membutuhkan satu sama lain diharapkan tetap dilaksanakan atas dasar kemanusiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun