Diera digital saat ini, media sosial menjadi salah satu platfrom utama untuk berkomunikasi, berinteraksi, hingga membagian momen bersama teman-teman. Media sosial seperti twitter telah menjadi salah satu tempat interaksi antarindividu terjadi secara tepat dan luas. Namun dibalik jangkauan tersebut terdapat konflik yang serius bahkan sampai perpecahan antarindividu.
Twitter, sebagai salah satu platfrom media sosial paling populer yang dimana orang-orang saling berinteraksi, berbagi pendapat, dan terkadang bertukar sindiran. Namun seringkali sindiran-sindiran tersebut dapat melewati batas wajar dan memicu konflik yang sangat besar.
Permasalahan utama dalam pertemanan digital adalah kurangnya mengekspresikan emosi dan konteks yang mungkin terbilang dalam sebuah teks. Didunia nyata, ekspresi wajah,nada suara, dan bahasa tubuh membantu menyampaikan maksud dari sebuah komunikasi akan tetapi didunia digital semua itu tidak ada. Sebuah kalimat ditulis dengan nada bercanda bisa saja terdengar menusuk bagi pembacanya tanpa ekspresi yang jelas.
Sindiran atau “subtweet” adalah kejadian dimana seseorang menulis tweet yang menyindir atau menyinggung seseorang tanpa menyebutkan nama orang tersebut secara langsung.
Adapun beberapa alasan mengapa orang lebih memilih untuk menyindir temannya di twitter antara lain:
1. tidak ingin terjadi perkelahian secara langsung
Menyindir di media sosial bisa dianggap sebagai cara untuk menghindari perkelahian secara langsung. Ini memberikan kesempatan untuk mengekspresikan emosi tanpa harus berhadapan langsung.
2. mencari dukungan publik
Dengan menyindir di platfrom publik, orang sering kali berharap mendapatkan simpati atau dukungan pembenaran dari pengikutnya.
3. anonimitas dan keamanan
Media sosial memberikan perasaan anonimias yang membuat orang merasa lebih berani untuk menyindir atau mengkritik.