Bagian III
C. Angin Segar Itu Bernama Taman Bundo Kanduang Kebun Binatang Bukittinggi di masa kepemimpinan
Agustus St. Radjo Mudo mulai menggeliat. Hal itu dapat dilihat dari peran aktif badan legislatif kota Bukittinggi yang juga ikut memikirkan perkembangan kebun binataggi Salah satu usaha yang ditempuh adalah dengan keluarnya Keputusan DPR-GR Kotamadya Daerah Tingkat II Bukittinggi Nomor 02/KPTS/1970 tanggal 10 Maret 1970 yang berisi perubahan nama Kebun Binatang Bukittinggi dari Taman Puti Bungsu menjadi Taman Bundo Kanduang192. Hal itu dikukuhkan lagi dalam Peraturan Daerah No. 7/Perda/DPRD-1972 tentang Taman Bundo Kanduang.
Koleksi Taman Bundo Kanduang pada masa ini tercakup dalam 55 kandang, dengan 88 jenis satwa, ada diantaranya yang berasal dari luar negeri, seperti: singa dari Malaysia, mandril dari Afrika, burung hena dan nuri dari Hutan Amazon dan ada juga dari Jawa, dari Sulawesi, seperti: merak, kasuari, kuda bima, beruk Sulawesi, rusa axis-axis dari taman Istana Bogor. Untuk kesehatan hewan diperhatikan oleh Drh. Chairil Echan Al Zahari.
Translate
Chapter III
C. A Fresh Wind Named Taman Bundo Kanduang Bukittinggi Zoo under the leadership of
August St. Radjo Mudo began to stretch. This can be seen from the active role of the legislative body of the city of Bukittinggi who also participated in thinking about the development of the zoo. One of the efforts taken was the issuance of the DPR-GR Decree of the Municipality of Level II Bukittinggi Number 02/KPTS/1970 dated March 10, 1970 which contained a change in the name of the Bukittinggi Zoo from Taman Puti Bungsu to Taman Bundo Kanduang192. This was confirmed again in Regional Regulation No. 7/Perda/DPRD-1972 concerning Taman Bundo Kanduang.
The collection of Taman Bundo Kanduang at this time was covered in 55 cages, with 88 species of animals, some of which came from abroad, such as: lions from Malaysia, mandril from Africa, hena birds and parrots from the Amazon Forest and some from Java, from Sulawesi, such as: peacock, cassowary, bima horse, Sulawesi macaque, axis-axis deer from the Bogor Palace park. Animal health is taken care of by Drh. Chairil Echan Al Zahari.
Dalam menerjemahkan bagian ini saya menggunakan bantuan AI untuk menyempurnakan terjemahan saya
nama: shintia yuliamanda