Mohon tunggu...
Shintia Puji Utami
Shintia Puji Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Statistika Universitas Airlangga

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Trend Latto-Latto yang Kian Memudar

11 Januari 2023   13:18 Diperbarui: 11 Januari 2023   13:32 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa hari kebelakang sangat ramai terdengar suara tek tok tek tok tek tok dari benda kecil yang dinamai latto-latto. Hampir pusing karena mendengar suaranya yang hampir tidak pernah berhenti dimainkan oleh anak-anak di sekitar komplek, dan kebetulan hampir di setiap tempat ada saja anak-anak yang memainkan latto-latto ini.

Mainan latto-latto ini tidak hanya diminati oleh kalangan anak-anak saja, melainkan orang dewasa juga banyak yang tertarik untuk mencoba memainkannya. Katanya sih nostalgia mainan waktu masih kecil dulu. Hingga banyak juga diadakan perlombaan latto-latto yang dimainkan oleh anak-anak kecil di bawah 12 tahun. Kategori pemenang yang disyaratkan adalah mereka yang paling lama dalam mempertahankan permainan latto-latto yang dimilikinya.

Baru-baru ini dikabarkan ada seorang anak di Sidoarjo yang mendapat hadiah berupa seekor kambing karena telah berhasil bermain latto-latto selama 2 jam. Lantas hal tersebut viral di media sosial. Tentunya dari setiap berita yang ada, pasti selalu ada tanggapan positif dan negatif dari seorang netizen.

Bagi mereka yang memberikan tanggapan positif berpendapat bahwasanya latto-latto ini membawa pengaruh baik bagi anak-anak di keluarganya dikarenakan mereka sudah tidak terlalu sering melihat handphone untuk sekedar bermain game yang tentunya bisa merusak kesehatan mata dan melemahnya kecepatan dalam berpikir.

Jadi, keberadaan latto-latto ini sangat berdampak baik bagi perkembangan otak anak-anak.

Namun, netizen yang memberikan komentar negatif juga memberikan alasan-alasan mengapa seharusnya permainan latto-latto tidak harus memberikan hadiah yang begitu mewah, karena dikhawatirkan terlalu membuat anak bermain terus-menerus. Ada juga dampak lain seperti barang yang pecah karena secara tidak sengaja terkena lemparan dari latto-latto yang dimainkan.

Kemudian, baru saja kemarin ada seorang anak yang bola matanya pecah karena latto-latto tidak sengaja mengenai matanya. Hal ini tentunya juga mendapat respon kekhawatiran dari orang tua. Dari hal-hal semacam itulah, keberadaan latto-latto masih ada, namun tidak seramai waktu awal-awal keberadaannya.

Secara pribadi, dari saya pastinya setiap hal ada hal baik dan buruknya. Sebagai seorang manusia, sudah sewajarnya saja dalam hal mengaplikasikan atau meniru sebuah trend. Harus senantiasa berhati-hati dalam keadaan apapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun