Mohon tunggu...
Shinta Zulfa Iffani_039
Shinta Zulfa Iffani_039 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi UIN Walisongo

apapun masalahnya pasti ada jalan untuk penyelesaiannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter Islam Sejak Dini untuk Peningkatan Socio Capital

14 November 2021   09:40 Diperbarui: 14 November 2021   09:52 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan suatu usaha kebudayaan yang memiliki tujuan sebagai bimbingan dalam hidup tumbuhnya jiwa raga anak agar dalam kodrat pribadinya serta pengaruh lingkungannya, sehingga memperoleh kemjuan baik lahir maupun batin menuju adab kemanusiaan yaitu kepribadian atau karakter tertinggi. Pendidikan itu sendiri dianggap sebagai tuntunan di dalam hidup tumbuhnya seorang anak, menuntun segala kekuatan, kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia, dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Pendidikan karakter adalah usaha sadar untuk mempengaruhi perkembangan kualitas dan sifat yang diinginkan dari peserta didik yang memuat nilai etika dasar bersama yang luas yang harus ditanamkan sekolah secara eksplisit kepada peserta didik. Pendidikan karakter berhubungan dengan nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan sikap yang positif guna mewujudkan individu yang dewasa serta sikap tanggung jawab, sebuah proses yang dilaksanakan secara terus menerus dan mempunyai arti yang lebih tinggi dari pendidikan moral.

Pendidikan di sekolah menjadi salah satu tempat yang menunjang pelaksanaan pendidikan karakter yang baik. Namun, sepengetahuan saya pribadi masih banyak sekolahan yang hanya menerapkan tataran kognitif saja dan belum menerapkan aspek afektif dan psikomotorik. Padahal jika aspek afektif diabakan akan merugikan perkembangan peserta didik baik secara individu maupun dalam masyarakat. 

Hal ini dikarenakan, peserta didik dapat lebih banyak mengetahui tentang sesuatu, tetapi mereka kurang memiliki sikap, minat, sistem nilai, maupun apresiasi secara positif terhadap apa yang mereka ketahui. Harapannya, setiap lembaga pendidikan baik formal maupun non formal lebih memperhatikan pengkondisian lingkungan belajar agar menekankan pada pengembangan afektif yakni pembelajaran yang diarahkan pada perkembangan keterampilan dan kepribadian(pendidikan karakter).

Pendidikan Islam merupakan bagian dari suatu system pendidikan nasional dewasa yang mempunyai tujuan yang akan dicapai. Sehingga dalam praktiknya, Pendidikan islam ini tidak bisa dipisahkan dengan beberapa masalah yang dihadapi, misalnya pada era revolusi industri 4.0 sekarang ini, pendidikan Islam wajib hukumnya untuk dijadikan sebagai wadah yang menanamkan toleransi untuk menjaga kerukunan dan perdamaian negara. Karena seperti yang kita tahu, bahwa Indonesia ini mempunyai keanekaragaman baik dari agama, suku, dan ras. Sehingga sebagai seorang muslim yang berpegangan pada Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama pendidikan Islam harus ditafsirkan ulang dan dipadukan dengan pendekatan-pendekatan yang lain.

Menginternalisasi nilai-nilai sosio kultural dalam pembelajaran merupakan salah satu bentuk pendekatan. Pendekatan ini menawarkan sebuah sintesis guna untuk menghadapi problematika intoleransi yang sudah mulai tumbuh dalam generasi muda bangsa ini. Dengan menginternalisasi nilai-nilai ini akan menciptakan harmoni sosial yang dapat menjadi bekal oleh generasi muda Muslim dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Pendidikan karakter islami  diperlukan karena menjadi sumber pengembangan modal sosial yang mendorong dan menumbuhkan serta membangun keyakinan, kepercayaan dan partisipasi. Socio capital(modal sosial) adalah kerja sama positif dari semua pihak baik dari sekolah, keluarga, maupun masyarakat, yang bentuknya dapat mewujudkan nilai-nilai saling hormat-menghormati, kebersamaan, toleransi, dan kejujuran. 

Socio capital mempunyai hubungan erat dengan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran dan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Pernyataan ini dipertengan dengan tujuan pendidikan dasar, yaitu meletakkan dasar kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan untuk hidup mandiri.

Investasi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan karakter islami dapat memperbaiki kualitas socio capital, karena jika terjadi krisis karakter dalam lingkup nasional di era sekarang bisa memperburuk identitas sosial dan budaya. Salah satu faktornya adalah peran modal sosial yang lemah. Oleh karena itu, elemen-elemen modal sosial sangat dibutuhkan dalam mendukung pendidikan karakter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun