Ketika kita berbicara mengenai inovasi teknologi Metaverse, beragam pertanyaan akan muncul ke permukaan. Salah satunya adalah pertanyaan terkait keamanan data dan privasi dari identitas digital pengguna Metaverse itu sendiri. Di era Metaverse sebagai teknologi yang berkembang, identitas digital pengguna tentunya dapat teratasi melalui SSI (Self-Sovereign Identity). Satu hal yang sulit terhindarkan, yakni kriminalitas yang niscaya menyertai perkembangan kecanggihan teknologi, termasuk Metaverse.
Risiko & Alasan Menjaga Privasi Digital
Konsep identitas digital dapat kita temui di keseharian kita sebagai pengguna teknologi. Identitas tersebut melesap ke segala kategori informasi di internet yang terlintas dalam pergerakannya seperti aktivitas media sosial, transaksi e-commerce, partisipasi dalam suatu forum. Itulah identitas digital yang selama ini berlangsung setiap hari, setiap detik. Namun, pada saat yang bersamaan, Metaverse pun menyediakan identitas digital yang diterjemahkan dalam bentuk avatar atau karakter virtual.Â
Avatar secara langsung menjadi karakter privat yang merepresentasikan bahwa masing-masing pengguna berpartisipasi dalam dunia virtual Metaverse. Oleh karena itu, keamanan privasi identitas digital sangatlah perlu. Tindakan kriminal dalam Metaverse tentu dapat mengakibatkan hilangnya informasi pribadi yang berujung pada pemerasan personal dari pengguna. Setidaknya, hal buruk tersebut dapat terjadi apabila Metaverse tidak dibekali keamanan dan penjagaan spesifik terhadap privasi digital penggunanya.Â
Bagaimana Metaverse Menjaga
Saat ini, melakukan kontrol terhadap jejak digital merupakan satu ketentuan yang nyaris mustahil dan kompleks dipraktikkan, sama peliknya untuk diwujudkan secara normatif. Terlebih, dengan kecanggihan, Metaverse yang menangkap lebih banyak pergerakan spesifik daripada penggunanya. SSI secara langsung menjadi satu solusi utama bagi Metaverse untuk menjaga identitas digital pengguna. Sebuah konsep berbasis teknologi blockchain yang memungkinkan individu bisa memegang kendali penuh atas data dan informasi pribadinya masing-masing.
Selain itu, langkah yang dapat Metaverse terapkan untuk menjaga privasi digital penggunanya adalah desain program penerimaan yang komprehensif. Dengan begitu, pengguna dapat mempunyai kebebasan untuk mengizinkan atau tidak mengizinkan Metaverse mengakses data. Hal tersebut tentunya akan menuntun kepada pencegahan pengumpulan dan manipulasi data tanpa persetujuan pengguna secara langsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H