Perkembangan seni rupa modern di Indonesia meningkat sejak semakin diketahuinya kiprah bersejarah seorang pelukis legendaris bernama Raden Saleh yang mendalami kemampuan melukisnya di Eropa. Dalam arti itulah seni rupa modern memperlihatkan potensi interaksi lintas budayanya. Pada masa sekarang, potensi semacam itu tampak pada Metaverse. Di Metaverse, berbagai ekspresi seni rupa virtual kian berkembang mencapai titik optimalnya. Dan perlahan tapi pasti, Indonesia memiliki andil terhadap pengembangannya.Â
Salah satu seni rupa virtual yang sempat marak dibicarakan oleh banyak orang adalah NFT (Non-Fungible Token). Seni rupa memasuki evolusi lanjutan. NFT serta merta mengonversi konsep dan praktik dari ditribusi seni rupa modern pada saat itu. Secara fundamental, NFT terkategorikan sebagai aset digital yang hanya dapat dimiliki oleh seorang saja. Oleh karena rupa virtual dua dimensinya, NFT pun dapat dikatakan sebagai seni rupa digital yang menjadi platform baru untuk media koleksi.Â
Metaverse tergolong inovasi teknologi mumpuni yang mengandalkan teknologi Virtual Reality (VR) untuk menampilkan dunia virtual 3D. Keunikannya, yaitu Metaverse mempersilakan penggunanya menciptakan lingkungan, karakter, bangunan, dan lukisan virtual. Nyatanya, pengertian seni rupa merujuk pada cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Sedangkan, seni rupa virtual merupakan karya seni yang dapat ternikmati melalui dunia virtual dengan perangkat VR yang menjadi penghubungnya.
Kendati demikian, segelintir kalangan merasakan bingung terhadap perbedaan antara seni rupa virtual dan seni rupa digital. Seni rupa virtual hadir dalam bentuk 3D yang menghasilkan kesan imersif bagi penikmat seni. Sebaliknya, seni rupa digital hanya tampil dalam rupa 2D, meskipun tergolong ke dalam seni rupa modern. Alhasil, dampak eksistensi realistis serta koneksi pengguna Metaverse terhadap seni rupa virtual menjadi lebih intens. Perbedaan signifikan tersebut menjadi potensi terbaik bagi para seniman untuk mengkustomisasi konfigurasi seni rupa di Metaverse. Konfigurasi berupa pengalaman dinamis dan multi-sensory bagi penikmat seni.Â
Kesimpulannya, seni rupa virtual di Metaverse merepresentasikan suatu tawaran kemajuan dunia seni yang membebaskan pengguna untuk menciptakan, berinteraksi, dan mengapresiasi karya seni dengan cara yang segar. Terlebih, seni rupa virtual tersebut dapat berwujud apa pun dalam Metaverse; patung, lukisan, avatar, lingkungan sekalipun. Hal tersebut turut membuka kesempatan untuk pengekspresian baru bagi seni rupa, termasuk pengalaman imersif realistis. Inovasi teknologi Metaverse menjadi bentuk ketertarikan inovatif yang membangun masa depan lanskap seni.
Follow us on @shintavrid
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H