Mohon tunggu...
Shinta Dwi Saraswati
Shinta Dwi Saraswati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Follow My Blog diaryshinta.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janji Kita

19 Oktober 2012   09:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:39 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah cukup lama mengenalmu,kamu tetap begitu. sama seperti pertama aku melihatmu dan mungkin juga nanti akan tetap begitu. Rasanya waktu berlalu begitu cepat  & tidak kita telah  menjalani masa depan kita masing-masing.
Tulisan ini mungkin tidak akan pernah kamu baca, dan memang tujuanku bukan untuk memamerkannya padamu tentang semua yang aku rasakan. Aku hanya ingin membuat suatu perhentian waktu, saat aku menemukan seorang yang akan mendampingiku kelak, dan dianugerahkan Tuhan anak-anak yang manis dan memanggilku mama. tulisan ini akan mengingatkan kembali pada waktu aku membuatnya,dengan begitu aku tetap bisa mengingatmu.
Tidak pernah terpikir sedikitpun dapat sejauh ini mengenalmu,saat pertama kali kita membuat komitmen untuk bersama. dan tidak lama kemudian berakhir. itu ternyata bukan pertamakalinya,berkali-kali kita mencobanya lagi,tetapi akhirnya berakhir juga. Lebih ketiga atau keempat kalinya,semampunya kita menjaga hubungan ini.
tetapi akhirnya menyerah juga...
Kamu itu seperti badut,, selalu ceria. kamu bahkan tak terlihat punya masalah atau terlihat sedih
tanpa pernah aku tahu,beban dan  pergumulan yang sedang kamu miliki. kamu selalu mencoba tak membagi kesedihan kepada orang lain,itulah yang spesial darimu.
walaupun aku tahu sebenarnya hatimu bisa  dibilang sensitif, kamu cukup perasa dengan apa yang terjadi di sekelilingmu. termasuk saat kamu diam-diam menangis saat menelponku .
tetapi sekali lagi,kamu lebih memilih untuk menyimpannya didalam hati dan mencoba menyelesaikannya sendiri.
impian dan cita-citamu adalah kebahagiaan,Kamu ingin menjadi Pria dewasa yang sesungguhnya. apapun yang kamu lakukan adalah untuk membanggakan orangtuamu,dan yang terutama mamamu.
Seperti saat mamamu melarangmu berhubungan denganku karena perbedaan kita...
ya,, kamu selalu mengerti maksud itu semua. mamamu menginginkan yang terbaik..
sampai  kita harus merelakan perasaan kita masing-masing.
kamu mengajariku banyak hal, bukan hanya sebagai orang yang pernah menjadi kekasih,tetapi juga sebagai sahabat. Atau, bahkan sekali waktu sebagai ayah. Mungkin kamu akan menyangka bahwa aku berlebihan menilai dirimu. atau mataku telah dibutakan oleh cinta seperti orang -orangsering bilang. TIDAK...,aku hanya mencoba untuk tidak selalu melihat kesalahanmu,kesalahan kita atau bahkan kesalahan mereka.
Satu hal yang tidak akan pernah aku lupa darimu adalah kenangan saat kita bersama..
kamu mengenalkan aku pada banyak hal, kamu selalu senang memotretku. kamu bahkan bilang bahwa kamu ingin punya pacar seorang model, tentu saat itu aku merasa cemburu. karena aku bukanlah seorang model :) .
foto-fotoku kamu kumpulkan, Mungkin disaat seperti itu kamu kamu merasa bahwa tidak setiap saat kita bisa selalu bersama. kita bisa berpisah kapan saja, tapi yang harus aku ingat bahwa kamu akan selalu menemaniku agar aku tidak pernah sendirian.
aku memang terlihat seperti anak kecil yang takut sendirian, yang tidak mau ditinggalkan. tapi menurutku setiap manusia yang ada dibumi ini juga merasakan hal demikian.
sama halnya seperti bintang, Bintang memberikan sinarnya untuk semua orang. ia tidak pernah memilih untuk siapa ia bersinar. ia bersinar untuk siapa saja yang melihatnya, dan bersinar untuk siapa saja yang tak melihatnya. Katanya apabila orang yang kita sayangi itu telah jauh pergi meninggalkan kita, ia akan menjadi bintang yang paling bersinar yang kita lihat. selalu menjaga kita dan tidak pernah meninggalkan kita.
kamu pernah bilang, bahwa "kenangan indah itu hanya sekali saja dalam hidup ini. jika kita tetap bersama mungkin bukan lagi kenangan indah yang akan kita alami, tapi hal-hal yang lebih buruk".
yah.. aku tau itu awalnya aku memang tidak bisa terima. aku menganggap bahwa kamu tidak benar-benar menyayangiku. kini aku mengerti, seseorang yang kita sayang itu selalu dekat dengan kita.
jadi,bertemu atau tidak itu bukan hal yang paling utama. Andaikata keadaannya tidak memungkinkan untuk bertemu, ya tak usah dipaksakan.
Kamu tidak pernah mengumbar kata-kata setia sampai mati,  tapi kamu menyayangiku sampai kemarin,saat ini, dan semoga sampai nanti. kamu tidak ingin membiarkanku berharap akan dongeng putri yang dijemput pangeran dan hidup bahagia selamanya. Karena hidup tidak akan menunggu kita yang selalu bermimpi. kadang aku berpikir kamu sedikit jahat, tetapi seperti itulah dirimu.
Apa yang sudah kamu lakukan saat ini, mungkin terlihat menyakitkan bagiku.tapi aku yakin kamu tidak pernah punya tujuan untuk itu . mungkin kamu hanya berpikir semoga pilihan yang kamu pilih itu adalah yang terbaik untuk semuanya. bukan untuk kepentingan dirimu saja. seringkali rasa kecewa terhadap dirimu muncul dan seketika aku merasa bahwa aku tak pernah berarti lagi dimatamu.
disaat seperti itu aku selalu diam, tapi kamu selalu menyapaku kembali dan tak menginginkan kita saling mengacuhkan.
Aku menyayangimu bukan atas dasar "karena " tetapi "walaupun". aku bersyukur karena aku bisa mengenalmu, dengan satu paket kelebihan dan juga kekuranganmu. aku menyayangimu apa adanya :)
Seperti janji kita yang tak akan menyakiti satu sama lain, berjanji untuk saling mengikhlaskan sampai pertemuan  itu kembali dirancang Tuhan untuk kita. Entah kapan.... dimana.. dan seperti apa
aku hanya berharap pertemuan itu bukanlah hal yang kebetulan..
tapi benar-benar dirancang Tuhan dan jadi bingkisan special untuk kita berdua.
Amin ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun