Mohon tunggu...
Shinta Julita
Shinta Julita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka belajar bahasa dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Menginspirasi: Perjalanan Usaha Pak Riyanto

6 Februari 2025   19:26 Diperbarui: 6 Februari 2025   21:11 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Riyanto asal Pekalongan, Jawa Tengah membangun sebuah home industri yang memproduksi tempe di Rt/Rw 005/002 Kel. Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Bisnis yang dibangun dari tahun 1987 ini adalah sebagai ladang mata pencaharian dimana tempe yang diproduksi menggunakan ragi buatan Pak Riyanto sendiri.

Tempe sebagai makanan tradisional masyarakat Indonesia yang kaya akan protein nabati dan sudah dikenal warga dunia yang dihasilkan dari proses fermentasi biji kedelai yang telah direbus dan dikeringkan. Salah satu tempat pembuatan tempe yang penulis kunjungi adalah Home Industri milik Pak Riyanto. 

 

Jiwa Wirausaha

Pak Riyanto berasal dari keluarga yang juga menjalankan usaha. Orangtuanya menjalankan usaha jual beli hewan dan juga batik.  Pada awalnya beliau memilih usaha konveksi tetapi akhirnya lebih memilih usaha produksi tempe. Usaha ini dijadikan sebagai mata pencaharian yang mumpuni. 

Langkah Awal Mendirikan Usaha Tempe

Dimulai dari nol, seluruh proses produksi tempe mulai dari proses pembuatan hingga penjualan dilakukan oleh Pak Riyanto sendiri. "Awal merintis itu saya cari tahu sendiri, saya pelajari, saya lakukan sendiri dari proses awal produksi hingga penjualannya", ujar Pak Riyanto.  Seiring berjalannya waktu, usahanya mulai berkembang dan saat ini sudah memiliki satu orang karyawan. Selain itu, home industri pabrik tempe milik Pak Riyanto juga telah memiliki sertifikat sebagai persyaratan legalitas usaha.

Kedelai Impor untuk Tempe Berkualitas

Pak Riyanto memilih untuk menggunakan kacang kedelai impor sebagai bahan baku utama dalam produksi tempe. Beliau berpendapat, kedelai impor menghasilkan tempe yang lebih berkualitas dibandingkan kedelai lokal yang lebih cocok digunakan untuk membuat tahu. "Kalau kedelai lokal itu cocoknya untuk pembuatan tahu. Sebaliknya, untuk buat tempe itu yang bagus adalah kedelai impor. Karena lebih tahan saat proses fermentasi, kan itu panas, ya. Jadi saya lebih milih kedelai impor saja", ujarnya. "Dan kendala yang saya hadapi itupun masalah importir kedelai. Karena kan, kadang ada masalah seperti disana belum panen karena belum musimnya", ujarnya lagi.

Kacang kedelai impor (sumber: hasil foto yang diambil saat kunjungan ke home industri tempe milik Pak Riyanto)
Kacang kedelai impor (sumber: hasil foto yang diambil saat kunjungan ke home industri tempe milik Pak Riyanto)

Inovasi Ragi Tempe Buatan Sendiri

Salah satu keunikan dalam proses produksi tempe Pak Riyanto adalah penggunaan ragi tempe buatan sendiri yang menjadi produk andalannya. Ragi ini digunakan untuk proses fermentasi kacang kedelai, yang menjadi kunci dari kualitas tempe. Setiap bulan, beliau mengirimkan 10 kilogram ragi buatannya ke Amerika, memenuhi permintaan seorang muridnya di sana. Pak Riyanto telah melakukan pengiriman ini selama lebih dari 15 tahun, dengan harga 1 kilogram ragi adalah Rp 25.000 dan ongkos kirim per 10 kg sekitar Rp 1.000.000.

Distribusi Tempe Langsung ke Pasar

Usaha Pak Riyanto tidak hanya terbatas pada produksi, beliau juga mendistribusikan dan menjual tempe langsung ke pasar. Lapaknya yang hanya seluas tiga meter sudah cukup untuk menarik konsumen dari berbagai daerah, termasuk Cinere dan Pondok Labu. Meski dulu bisa memproduksi hingga dua kuintal tempe per hari, kini produksi beliau berkurang menjadi sekitar 50 kilogram per hari menyesuaikan dengan kebutuhan. Dan menurut beliau, untuk menjaga kualitas tempe, tempe yang sudah diproduksi harus habis dalam waktu paling lama dua hari. Beliau menuturkan, "Masa fermentasinya itu adalah selama tiga hari, dan dalam dua hari itu paling lama udah harus laku karena lewat dari itu sudah berubah warna".

Diversifikasi Produk: Bakso dan Nuget

Sejak tahun 2010, selain tempe Pak Riyanto juga menjual bakso dan nuget. Produk tempe dalam jumlah kecil atau keripik tempe pun sering dipesan oleh tetangga untuk berbagai acara. Keripik tempe juga menjadi produk favorit yang sering dipesan.

Membantu Pengusaha Tempe Lain

Salah satu langkah mulia Pak Riyanto adalah menyediakan tempat dan fasilitas produksi bagi tujuh anggota lain di home industri miliknya. Mereka dapat menggunakan tempat produksi tanpa dikenakan biaya sewa, sebagai bentuk dukungan untuk pengusaha kecil yang tidak memiliki tempat produksi sendiri. "Jadi saya menyediakan tempat, mereka buat sendiri tempenya, mereka pakai peralatan yang ada disitu juga. Saya nggak minta sewa", ujar Pak Riyanto.

Usaha Jual Beli Kebutuhan Produksi Tempe

Di sisi lain, Pak Riyanto juga menjalankan usaha jual beli perlengkapan produksi tempe, seperti kertas, plastik, dan lain-lain yang mendukung kelancaran industri tempe di sekitarnya.

Harapan untuk Masa Depan

Pak Riyanto memiliki harapan agar dimasa depan anaknya dapat meneruskan usaha ini. Beliau juga berharap UMKM semakin berkembang dan banyak anak muda yang produktif.


Perjalanan usaha Pak Riyanto adalah contoh nyata dari ketekunan dan dedikasi. Dari sebuah usaha kecil yang dijalankan sendiri hingga berkembang menjadi usaha yang mendukung banyak orang, cerita beliau dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang yang ingin memulai usaha. Semoga banyak yang terinspirasi dari sosok beliau, ya!


Penulis: 

Shinta Julita Chrestella Sibarani

Kristin Octoria Evalina Simarmata

Faradina Ayu Lestari

Mutiara Zahrotunnajah


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun